Roy masih asik berkutat di laboratorium. Pertanyaan Ibu tentang manfaat zat ini membuat Roy tertantang untuk segera menemukannya. Ia menghabiskan sepanjang waktu di dalam ruangan itu. Bahkan ia kerap lupa makan, jika saja Ayah tak membawakan makanan kepadanya.
Begitu pula Dino yang terus saja berkurung di kamarnya. Entah sudah berapa banyak kertas yang ia cetak. Semua itu ia lakukan untuk berbagi info kepada yang lainnya. Meminta pendapat mereka guna meraih sebuah kesimpulan penting.
"Kau hampir melewatkan makan malammu, Nak!" seru Ibu. Wanita lembut itu menghampiri Dino di kamarnya sembari membawa nampan berisi makanan dan minuman.
"Aku pikir cacingku sedang tak selera makan. Karena aku tak mendengar bunyi apapun dari perutku!" ucap Dino sambil menunjukkan wajah lelahnya.