Pagi hari Adamma baru bangun dari tidurnya, lalu melihat kalender yang ada di meja dekat kasur lantainya. Melihat besok tanggal sidang Siti, membuat dia menjadi ragu mengenai kasus Ayahnya yang akan berjalan lancar. Ketakutannya tentang kasus Siti, selalu terbayang-bayang dalam benaknya.
"Bagaimana jika Siti menjadi pelaku utama yang menjadi kambing hitam dari pihak yang tidak ingin nama baiknya tercoreng," batin Adamma dengan menyindir Jaksa dan Pak Handoyo yang begitu ingin kasus ini diselesaikan dengan cepat.
Seketika Rio yang baru saja tiba di mes Adamma, langsung mengetuk pintu dan mengejutkannya yang sedang termenung memikirkan hal yang belum pasti.
"Tok...Tok...Tok..." Rio mengetuk pintu dengan membawa semangkuk bubur kacang hijau.
"Sebentar," sahut Adamma sambil mengikat rambutnya lalu melangkah menuju pintu dan melihat Rio. "Ada apa ke kamarku?" tanya Adamma tersenyum melihat Rio.