アプリをダウンロード
21.05% Icewind Dale / Chapter 4: Footprint

章 4: Footprint

Biasanya, orang asing yang tiba-tiba berbuat baik kepada dirimu adalah orang yang punya maksud tertentu. Bukan berarti itu hal yang salah, Bahkan sebagian besar orang melakukan hal itu. Jadi maksudku kebaikan seseorang itu jangan ditelan mentah-mentah, karena mungkin saja dia hanya memanfaatkan dirimu!

"Ayo, silahkan dinikmati" orang yang sedang menawari biskuit berbentuk topi natal itu bernama Nimsy Huddle seorang kepala desa, dia berukuran setengahnya dari manusia karena dia seorang halfling.

(Halfling adalah ras yang mempunyai ukuran kecil, seukuran dengan Dwarf, tapi tidak seperti Dwarf yang gemuk, Halfling memiliki telinga yang lancip dan bertubuh langsing)

"Terimakasih banyak" ucap Delta dan aku.

"Hmm, ini sangat enak sekali!! Aku penasaran bagaimana cara membuatnya!" Fiona terlihat antusias

"Ah, aku jadi malu, kalau ingin aku bisa mengajari cara membuatnya" Nimsy menyentuh kepalanya

"Boleh? Wah, kau sangat baik yah!"

"Uhmm, kurasa kita punya hal penting lainnya..." Aku mencoba menyela.

"Ah, benar juga, rusa putih!" Delta menggebrak meja sambil mengunyah biskuit.

"Sebelumnya, terimakasih telah menerima permintaan dariku, yang tuan berbadan besar ini benar, kami diteror oleh rusa putih. Baru-baru ini para penebang kayu dan pemburu melaporkan kalau mereka diserang oleh rusa putih, bagaimanapun caranya kami harus membereskan monster itu, apakah kalian mau membantu kami?"

"Tentu saja!" Delta melipat kedua lengannya sambil mengunyah biskuit "memangnya apa yang harus kita takutkan pada seekor rusa?"

"Jika hanya seekor rusa biasa, pemburu tidak akan susah payah melaporkannya kepada kepala desa" aku menatap tajam ke arah Nimsy "bisa kau jelaskan dengan detail tentang rusa putih itu?"

"Sebenarnya aku belum pernah melihat secara langsung tapi, mereka mengatakan kalau rusa itu berukuran cukup besar dibanding rusa biasa, rumor mengatakan kalau rusa putih itu jelmaan dari penunggu hutan"

"Kalau jelmaan penjaga hutan, kenapa dia menyerang warga desa?" Wajah Fiona terlihat sedikit bingung.

"Yah, apapun itu, tetap akan kutebas." Ucap Delta percaya diri seraya mengunyah biskuit.

Krauk! Krauk!

Jujur saja suara saat si bodoh itu mengunyah biskuit sangat menganggu.

"Kuharap itu terjadi tuan, kami semua berharap banyak pada kalian"

Harapan kah.

Harapan yang gagal dapat menghasilkan perasaan kecewa yang kuat, maka dari itu sejak dulu aku jarang sekali menggunakan kalimat itu. Tapi, penduduk disini masih bisa dan berani berharap walau sudah beberapa kali harapan mereka sirna, itu cukup mengesankan bagiku.

Setidaknya harapan kecil ini akan kupenuhi

"Yah, kita lihat nanti"

X--X

Pepohonan yang ditutupi salju menjulang tinggi. Angin dingin yang membawa butiran-butiran salju beterbangan kesana kemari, dan matahari yang tidak bersinar di wilayah ini membuat suasana sekitar sini menjadi sangat mencekam, layaknya situasi horror dalam suatu film.

Kuharap tidak ada hantu atau semacamnya

Perlahan namun pasti kami berjalan menyusuri hutan Lonelywood.

"Lihat! Ada jejak kaki disana!" Fiona berseru

Aku mendekati Delta dan Fiona yang sedang mengamati jejak kaki itu

Srekk!

Dari atas pohon terdengar suara sesuatu yang sedang bergerak dan mengakibatkan salju yang berada di atas jatuh kebawah.

"Haa! Apa itu!?" Aku dengan refleks menarik pedangku dan menatap ke atas.

"Paling itu tupai atau hewan lainnya" Delta menganggap remeh kejadian itu

"Dasar bodoh! Kau belum tau kisah klenderman yah? Hah?"

"Hah? Kinder apa? Hentikan omong kosong-mu" Delta menghela nafas " ayo kita ikuti jejak kaki ini saja"

"Apa kau baik-baik saja?" Fiona menatap khawatir ke arahku.

Sial, ditatap seperti itu Rasanya aku seperti pecundang saja.

"Bukan apa-apa"

Kamipun melanjutkan perjalanan kami dan aku sendiri mengikuti dari belakang sambil menatap ke atas, yah kau tahu... Uhmm... Jaga-jaga jika ada monster menyerang dari atas.

Setelah beberapa saat kewaspadaanku sudah menurun, mungkin aku sudah beradaptasi dengan lingkungan ini, karena saat ini, aku sudah tidak merasa takut lagi.

Akupun menyimpan pedangku kedalam sarungnya dan terlihat dari bawah jejak kaki yang cukup besar berbentuk bulat dan terdapat cakar disana.

"Hei, kalian berdua, Apa daritadi kalian mengikuti jejak ini?"

"Yap"

"Kenapa baru bertanya sekarang?"

Keduanya menjawab dengan bersama-sama.

"DASAR BODOH! ITU JEJAK KAKI BERUANG! IDIOT!"

Terdengar sesuatu berlari ke arah kami

"GROWL"

Ah sial, kalau kabur lebih menghabiskan banyak tenaga, dan belum tentu kami berhasil kabur, ditambah ada kemungkinan kalau kita bisa berpencar.

"Fiona, siapkan mantra api"

Dari depan terlihat seekor beruang coklat berlari ke arah kami.

"Delta, kau hadang dari arah kanan"

Aku mengambil belati dan melemparkan ke bagian matanya

Sepersekian detik saat hampir mengenai matanya, kepalanya bergerak sedikit dan akhirnya meleset hanya mengakibatkan goresan kecil di wajahnya.

Aku mengambil belati lainnya dan memasang kuda-kuda melempar.

"Hyaa!" Delta melompat ke arah beruang itu sambil menghunuskan pedang besarnya.

Entah karena gerakan Delta cukup lambat atau beruang itu yang terbiasa bertarung, serangan Delta berhasil dia hindari.

Saat beruang itu mengangkat cakarnya bersiap menyerang Delta, api berbentuk tombak melesat ke arah beruang itu.

Api berbentuk tombak itu menancap tepat ke bagian perut beruang itu dan tidak lama api tersebut hilang.

Beruang itu tampak kesakitan dan menghentikan serangannya itu.

Delta tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dan mengayunkan pedang besarnya ke samping dan berhasil mengenai beruang itu.

Mungkin karena badannya cukup tebal atau mungkin serangannya tidak cukup kuat, serangan itu hanya mengakibatkan luka goresan yang tidak terlalu dalam, tapi cukup membuat beruang itu meronta-ronta kesakitan.

Aku melempar belati yang kedua.

Kali ini belati tersebut tepat mengenai bagian matanya.

"Jackpot!"

Akupun berlari ke arah beruang sambil menarik pedangku.

Kali ini beruang itu, terlihat marah dan mencoba menyerang Delta habis-habisan.

Delta menangkis dan menghindari serangan itu dengan susah payah.

Aku dengan gesit melompat tepat ke bagian lehernya dan menancapkan pedangku ke bagian lehernya.

"Rawrrr!"

"Kesempatan!"

"Hyaaa!" Delta dengan kekuatan penuh mengayunkan pedangnya ke bagian kepalanya.

"Tu-tunggu kampret!" Aku dengan cepat melompat, menjauh dari beruang itu.

Kepala beruang itu lepas dari anggota badannya dan jatuh ke tumpukan salju.

"Oi brengsek! aku hampir ikut tertebas!"

"Kalian lihat seranganku tadi!? Aku hebat kan?" Delta menyombongkan diri dan menghiraukan ucapanku.

"Keren! Dalam sekali serangan kau bisa mengalahkan beruang itu!" Fiona mulai bertepuk tangan dengan antusias.

"Hahaha, itu bukan apa-apa" Delta menggaruk-garuk kepalanya "oh iya, serangan tadi juga cukup hebat, aku bahkan terkejut saat tombak api tiba-tiba menyerang ke arah beruang itu!"

Jadi aksiku tadi tidak dipuji sama sekali?

"Yah, kalian berdua cukup hebat sampai-sampai tidak bisa membedakan mana jejak kaki rusa atau beruang" aku menghela nafas "karena kalian, kita harus menghabiskan tenaga yang tidak perlu"

"Haaa, kau ini... anggap saja tadi hanya pemanasan" Delta menepuk-nepuk bahuku.

"Uhmm, aku kan jarang berburu, mana aku tahu! " Fiona menggembungkan pipinya.

Sepertinya petualang kali ini akan menjadi sangat sulit.


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C4
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン