"Hei, pahlawan Protector!" Goda White.
"Apaan sih wkwkwwkwkwk"
"Hmm, Guild Battle udah dekat kan? Gimana, kamu udah siap?"
"Yah, mau gak mau harus siap lah, gak ada pilihan lain."
"Kamu percaya kita bisa menang?"
"Percaya lah, kan ada gue wkwkwkwkwk."
"Yee, pede amat!"
"Hehe, sama ada lu juga, jadi gak ada yang perlu kita khawatirin. Neraka Merah juga udah kita hantam, gue rasa kita punya kesempatan!" Jawabku yakin.
Diam sesaat, eh, apa ini anak salah tingkah?
"Udah deh Yam, gak usah pake ngerayu-rayu segala…"
"Eh yang ngerayu siapa? Maksud gue dengan adanya Priest level 90, kita seengaknya bisa ngimbangin Kingdom sama Warrior, tahu sendiri kan selain di dua guild itu, kebanyakan guild gak punya Priest level 90."
"Huh, kirain."
"Lagian lu kan White, Priest paling sakti di server kita! Gue gak bisa bohong juga, gue beneran lega abis lu gabung. Lu kan setara dua Priest level 90 heheheh."
"Lebay deh…"
"Serius gue, beneran… Makasih yah udah mau gabung Protector."
"Tapi, kamu gak marah gitu sama aku? Kamu bahkan sampe mempertaruhin akun kamu, cuma buat masalah pribadi aku."
"Yah, gue agak kesel sih emang soal itu. Cuman gue menang, dan kalau gue gak di dorong sejauh itu, mungkin gue bakalan kalah. So, thanks, beneran."
"Well, sama-sama?"
"Hehehe, nah gitu dong, White yang gue kenal orangnya emang gitu, ceplas ceplos wkwkwkwkk."
"Ah Yami jangan godain aku terus!"
"Siapa yang ngegodain? Kepedean lu! Wkwkwkwkwkwkwk."
"Ehem, Yam, lu bisa kan udahan aja godain adek gue?" Tegur om Bacot tiba-tiba.
"Eh ada om Bacot, siapa yang godain om? White aja kegeeran."
"Serah lu dah, lu katanya bakalan ketemu Sakura ya? Kapan?"
"Besok om."
"Weh, udah serius rupanya nih anak. Yah, gue doain lancar deh wkwkwkwkwwk."
"Amin!"
"Eh Put, lu gak cemburu kan Galih ketemuan sama Sakura?"
"Apaan sih kak."
~ ~ ~
Aku menunggu dengan tegang, tak kusangka akhirnya hari ini datang juga. Aku sebenarnya tidak pernah berekspetasi apa-apa soal ini. Memang dia cukup populer saat masuk guild, karena langkanya pemain perempuan di game ini. Aku tidak menyangka kami akan menjadi cukup dekat, cukup dekat hingga bisa janjian ketemuan di offline begini.
Bulir-bulir peluh mulai bermunculan di wajahku, ini kali pertamanya kami akan bertemu, jujur aku penasaran bagaimana penampakan doi di dunia nyata. Aku memang pernah melihat fotonya di profil sosial medianya yang tersebar di antara anak guild, di foto cantik sih, tapi kan sekarang banyak aplikasi edit foto…
Dan lagi jujur, setelah bertemu langsung dengan White alias Putri, ekspetasiku jujur jadi tinggi. Kalau Sakura seengaknya gak secantik Putri, apa aku mundur ya? Ha ha ha…
PLAK!
Ku tampar kedua pipiku nyaring, begitu nyaring hingga membuat pengunjung di sekitar cafe ini melirik kesal ke arahku. Sorry, aku berusaha menenangkan b*jing*n ini. Aku benar-benar mau menilai orang hanya dari penampilan fisiknya saja hah? Serius? Apa bedanya aku dengan para br*ngs*k yang merusak hidupku dulu?
Setelah semua yang kulalui dengan Sakura, yah walaupun hanya di game saja, bukankah semua itu kenangan yang berarti? Lagipula, aku sudah merasa cocok dengannya. Masalah fisik lain soal, asalkan dia memenuhi definisi sederhanaku soal cantik, aku tidak akan keberatan dengan kekurangannya.
Kulirik kembali arloji di pergelangan tangan kiriku, jam 7 lewat 45. Yah, kami memang janjian ketemu jam 8 malam ini, tapi tentu lelaki macam apa yang telat dan membuat wanita menunggu? Mataku melirik ke arah kaca cermin besar yang terletak tak jauh dari mejaku. Ku amati kembali pilihan pakaianku malam ini, kemeja kotak-kotak murah, celana jeans lusuh, sepatu kets diskonan. Yah, selera fashionku memang tidak terlalu mengagumkan, maklum, aku menghabiskan kebanyakan waktu di kamar, apa yang kau harapkan?
Tuk tuk tuk
Ku ketuk jariku ke meja dengan sedikit kesal, jam 8 lewat 30. Yah, telat sedikit memang bukan hal yang tabu, apalagi ini di Indonesia, hehehe. Tapi, yah aku sedikit kecewa… Cobalah berpikir positif Galih, mungkin dia sedang menghadapi kendala apa gimana gitu. Sabarlah sebentar, tidak ada salahnya menunggu demi kesempatan baik kan?
Tik tok tik tok
Jam 9 lewat 21, pelayan pun terlihat kesal karena aku bolak-balik meminta air putih, akhirnya aku sedikit mengalah dan membeli teh tawar untuk setidaknya mengurangi rasa kesalku dan rasa kesal pelayan itu. Okelah, telat setengah jam mungkin masih bisa di tolerir, tapi ini sudah lewat satu jam dari waktu janjian kami, apa dia tidak berniat datang?
Kuraih ponsel jadulku, kemudian melirik sedikit ke lampu notifikasinya, tidak ada tanda pesan masuk atau panggilan. Ku coba memastikannya dengan membuka kuncinya dan melihat layar ponsel, tidak ada apa-apa. Apa coba ku telpon ya? Kalau menelpon saat telat sedikit, dia pasti akan menyangka aku tidak sabaran, tapi kalau sudah setelat ini?
Masa bodohlah, akan ku pastikan sekarang juga!
Tut… Tut…Tut…
Teleponku di tutup, apa-apaan? Aku gak bisa bohong sekarang, aku benar-benar khawatir…
"Maaf Lih, kayaknya kita gak bisa ketemuan sekarang…" Pesan dari Sakura masuk.
"Ok, kenapa La? Ada masalah atau gimana ya?" Jawabku, dari sosial medianya aku tahu namanya Dela.
"Itu… rumit masalahnya Lih.."
Aku berpikir sejenak, mungkinkah dia tidak mau orang lain tahu?
"Ok, kalau gitu kita ganti tempat ketemuan aja, gimana? Kamu aja deh yang nentuin tempat ketemuannya."
~ ~ ~
"Maaf Lih…"
Ku lihat tidak percaya orang yang kini berdiri di hadapanku. Sakura41, yang ku tatap sekarang bukanlah Dela yang ada di sosmednya, bahkan orang ini bukanlah wanita…
"Namaku Tommy, maaf buat selama ini…"
"Apa kamu, serong?" Tanyaku, aku tidak tahu bagaimana kalimat itu bisa keluar dari mulutku.
Tommy menggeleng, "Aku normal kok, tapi yah kamu tahu kan gimana perlakuan gamer-gamer sama gamer cewek? Aku cuma iseng biar dapat keuntungan dari yang lain…"
Aku sedikit shock, jujur, aku memang memiliki kepercayaan adanya kemungkinan dia tidak secantik di fotonya, tapi ini bukan hanya tidak secantik di foto, dia bahkan bukan wanita! Sial, setelah semua pengalamanku di dunia online selama ini, harusnya aku tahu…
"Aku mohon rahasiain dari yang lain ya?"
Dia masih berniat melanjutkan aktingnya? Setelah semua ini? Dia serius?
"Kamu masih mau lanjutin semua ini? Yakin?"
Dia mengangguk, "Yah, asalkan yang lain belum tahu ku rasa gak akan ada masalah. Lagian inikan cuman game, gak ada sangkut pautnya sama kehidupan nyata kita kan?"
Cuman game ya? Entahlah, bagi orang yang menyerahkan semuanya di situ, bagiku Immortal War bukan sekedar game…
"Ok, aku gak akan bilang apa-apa soal ini. Hari ini anggap gak ada yang terjadi." Jawabku mengalah.
"Makasih ya Lih, kita tetap teman kan?"
"Iya, kalau itu maumu."
Tommy menatapku ragu, kemudian mengucapkan salam sebelum beranjak pergi. Haha, malam ini berubah jadi lebih kacau dari yang ku perkirakan, jauh lebih kacau.
"Sial, apa sih yang kuharapkan?"