"Nenek!" Vin berlari menuju wanita yang membawa tongkat berbentuk lolipop itu. Ah, ternyata beliau adalah nenek Gil dan Vin.
Vin memeluk neneknya erat. Namun, ada rasa tidak senang dari wanita bermahkota di sebelahnya.
"Kamu hanya rindu nenekmu, Vin? Tidak merindukan ibunda, Pangeranku?" Wanita itu berucap, samabil mengerucutkan bibir.
Vin tersenyum cerah seperti mentari, dan memeluk kedua wanita di hadapannya itu.
"Ibunda, aku juga sangat merindukanmu!"
Gil juga ikut bergabung dengan mereka. Gil berhambur ke dalam pelukan ibu dan neneknya.
Aku menoleh sejenak pada Sifeng.
Sifeng mengalihkan wajahnya ke arah lain. Sifeng tidak ingin memandang ke arahku.
Sifeng mengalihkan pandangan, seolah menikmati keindahan pulau sakura ini. Namun, aku bisa merasakan kesedihan Sifeng.