Ibarat nasi telah menjadi bubur, apa yang telah terjadi tak bisa kembali menjadi seperti semula. Nafsu amarah yang berhasil menunggangi emosi dan sukses melesatkan panah-panah kebencian membuat seseorang kerap kali lepas kendali.
Ketika emosi lenyap, saat itulah penyesalan datang. Penyesalan yang tentunya tak akan bisa merubah apa yang telah terjadi. Penyesalan yang sudah terjadi harus diterima meski rasanya lebih pahit ketimbang obat.
"Dasar breng*ek!"
Hanya dua kata yang keluar dari bibir perempuan yang kini memandang si lelaki dengan tatapan penug kebencian. Sorot matanya jelas sekali menggambarkan sebuah kekecewaan yang teramat besar. Sebuah harapan yang mulanya bersemi kini sudah porak poranda oleh badai kebencian.