"Amanda! Tunggu dulu, Amanda!"
Amanda terhenti di lorong rumah sakit, tertunduk dalam bingung harus sembunyikan wajahnya yang merona. Hiroshi tak menyangka bahwa langkah kaki wanita itu sangat cepat. Dia sampai kelelahan mengejarnya.
"Mengapa kau lari meninggalkan aku begitu saja?"
"Ayolah, Hiro. Apa yang kau mau?!"
Setelah kejadian di kamar tadi membuat sebagian hatinya menghangat, tapi tampaknya hanya Amanda yang senang sendirian. Rasanya begitu memalukan ketika ternyata perasaannya bertepuk sebelah tangan. Amanda memang mengakuinya sejak lama, pesona Hiroshi yang berbeda dari laki-laki kebanyakan.
Dia bukan hanya pria tampan, melainkan baik hati, perhatian dan empatinya terhadap orang-orang sekitar yang membuatnya gampang dikasihi orang lain. Termasuk Amanda, entah sejak kapan tapi belakangan ini dia baru sadar, kalau Hiroshi memang keren dan memikat.
[ Aku berpikir apa sih?! ]