"Terus gimana Mas Rico mau cari uang, kalau nggak berangkat kerja?" tanya Rico seraya menatap wajah cemas sang istri.
"Mas kan punya tabungan banyak. Sampai Mas bener-bener sembuh, nggak usah berangkat kerja," sahut Davina begitu keras kepala.
Jika Davina sudah kekasih mengatakan hal itu, maka rayuan seperti apa pun tak akan mempan.
Rico sangat paham dengan sifat Davina yang keras. Tapi Rico tak ingin berdiam diri di rumah saja.
"Sayang, Mas janji kalau Mas nggak kuat. Mas bakal pulang. Beneran. Mas nggak bisa ninggal kerjaan lama-lama," bujuk Rico.
Davina menghela nafas. Ia tahu Rico sangat sibuk. Ia tahu suaminya memiliki banyak pekerjaan yang sudah terlalu lama ditunda. Namun, ia benar-benar khawatir.
"Mas berangkat ya, Sayang," ucap Rico memohon izin.
"Tapi nanti jangan lupa telepon," ucap Davina mulai luluh, tanpa memandang Rico.
"Oke, Mas janji."
"Obatnya jangan lupa diminum!"
"Iya, Sayang."
"Jangan mabuk lagi!"
"Mas ngga mabuk."
"Jangan pulang malam-malam!"