Rico pulang dari bar setelah minum beberapa gelas. Ia tak mabuk. Namun, aroma alkohol tercium jelas dari tubuh Rico.
"Udah pulang, Mas?" sapa Davina. Saat Rico baru masuk ke kamar. Kebetulan waktu itu sudah sangat malam. Sudah waktunya untuk tidur.
"Iya, Sayang," jawab Rico sambil mengusap hidungnya.
"Sini tasnya Mas," ucap Davina sembari meraih tas yang ada di genggaman Rico. Tes yang biasa dicoba untuk berangkat kerja.
Melihat sang istri yang begitu perhatian. Rico berinisiatif untuk mengecup bibirnya. Namun, saat Rico hendak mendekati bibir Davina. Davina langsung mendorongnya.
"Mas habis minum, ya?" tanya Davina.
"Iya, dikit. Tadi ada kolega kantor yang ngajakin. Nggak enak kalau nolak, Sayang. Maaf ya?"
Raut wajah Davina sedikit masam. Tentu saja ia tak suka mendengar sang suami pergi ke tempat yang tidak disukai oleh Davina.
"Sama perempuan?" tanya Davina.
"Enggak dong, Sayang. Enggak ada perempuan,?" Jawab Rico dengan tegas.