Rico tetap keluar begitu saja dari kantor polisi. Davina pun berusaha mengikutinya dari belakang.
"Mas mau kemana? Mas kan enggak bawa mobil?" panggil Davina.
"Pake kaki kan bisa!" jawab Rico.
Davina berlari mengejar Rico. Gadis itu cukup kewalahan karena kakinya yang pendek dan Rico yang tinggi berjalan begitu cepat.
"Mas, tunggu! Aku nggak bisa ngejar!" Davina berusaha mempercepat langkah kakinya. Namun, tetap saja ia tak bisa mengejar Davina.
"Mas!"
Rico menghela napas. Ia menghentikan langkahnya. Lalu berbalik ke belakang.
"kenapa loe selalu bikin gue khawatir? Kenapa enggak pernah ada yang bisa bikin loe aman? Gue .... " Rico tak bisa melanjutkan kalimatnya. Emosinya sedang memuncak. Namun, bukan amarah. Sesuatu yang tertahan di dalam dadanya yang tak pernah bisa ia utarakan.
"Kenapa? Kenapa Mas Rico harus cemas?"
"Aaargh!" Rico berteriak frustrasi. Dan tentu saja Davina merasa sikap Rico sangat aneh.