Hari kian berlalu, dan kali ini sikap malu-malu sedikit berubah dari biasanya.
Malam kedua telah berlalu, Fanya sudah menyiapkan sarapan untuk Deka.
"Hmmm, kau membuat roti bakar?" tanya Deka.
"Iya, aku membuat roti bakar dan segelas susu untukmu. Sarapan dulu sebelum berangkat kerja," ujar Fanya.
"Kau tidak tau kalau hari ini aku masih cuti," sahut Fanya.
"Kau tidak bilang padaku bukan," tukas Fanya.
"Mungkin aku lupa," twrang Deka.
Laki-laki itu segera menyeruput segelas susu buatan sang istri.
Ini untuk pertama kalinya ia meminum susu buatan wanita selain Bi Asih.
"Hmmm, manis!" ucap Deka.
"Namanya juga susu pasti manis lah," ucap Fanya.
"Ketus amat jawabnya, gitu ya cata ngomong sama suami?" tanya Deka.
"Iya-iya maaf Mas Deka," ucap Fanya.
"Nah gitu dong, manggil suami itu yang manis!" sahut Deka.
Setelah menyelesaikan sarapannya Deka bersantai di Taman belakang rumahnya. Tempat itu adalah tempat favorit Fanya akhir-akhir ini.