Menjadi sekretaris tampaknya membuat ia harus bekerja lebih profesional sekarang.
Bagaimana pun itu adalah jabatan sulit dan lumayan tinggi.
Setelah mengecek beberapa pekerjaannya, Tania atau yang akrab di sapa Kania ini kini, ia berniat bertanya pada lelaki yang ada di ruangan yang sama itu.
Ia melenggangkan kakinya, menghampiri Damar yang sedang duduk di mejanya membaca laporan, "Pak, maaf! Apa ini tidak masalah di kantor?" Tanya Kania.
"Masalah apa? bajumu? kan memang baju NU harus diganti karena kotor!" Jawab Damar, ia tidak mengangkat wajahnya sama sekali.
"Tapi ini terlalu," ucapan Kania terpotong.
Damar mengangkat wajahnya, "Terlalu apa Kania?" tatapan mata Danar terpaku pada Kania, gadis didepannya seperti ia pertama kali melihatnya, gaun merah yang luar biasa cantik ditubuh Kania, potongan gaya gaun Sabrina di lengannya, menambah kesan mewah. Hak itu mengeluarkan aura kecantikan gadis itu.
"Apa baju yang dibelikan karyawan tadi ini?" tanya Damar kemudian.