章 165: Memoar

"Ini juga kangen,"

***

Pemuda itu menghela napas berat, "Gue awalnya nggak tau apa-apa, gue kira gue udah mati gara-gara ranjau itu, ternyata enggak, ada orang yang nyelametin kita sesaat sebelum ranjaunya meledak, dan setelah itu gue pinsan,"

"Waktu bangun, tenyata gue udah ada di gedung itu, tiap hari kita di siksa sama orang-orang yang pake baju serba hitam, pake masker pula, gerah sendiri gue liatnya," Mark mendengus kesal, "Kita di kasih makan cuma 2 kali sehari, itupun makanannya asin bener kaya upil,"

Yuki menahan tawanya yang hendak meledak, "Jangan ngelawak dulu Mark plis,"

"Emang gitu Ki, terus terakhir kali, mereka ngasih makan ya 3 hari sebelum kalian dateng, dan dia bilang gedung ini bakalan di ledakin 3 hari lagi, setelah itu kita di siksa habis-habisan, dan Keynan, orang itu yang bikin dia keguguran,"

Juwita menunduk, "Sebenci apapun gue sama Keynan, gue nggak terima dia di perlakukan kaya gitu,"

"Bajingan," umpat Arjun.

***

"Yah,"