Setelah menyelesaikan sarapan —yang terjeda karena acara beerpelukan bersama— ku suruh Lucas untuk lebih dulu menunggu di kamarku, sementara aku sendiri pergi mandi.
Hari ini keadaan di dalam rumah sangat berbeda dengan hari-hari sebelumnya, 180 derajat berubah sangat kontras. Kediaman yang semula sangat sepi kini terasa lebih berisi, meski tak terlalu ramai namun tetap saja aku tak lagi merasa sendirian. Kehadiran manusia lain membuat suasana rumah jauh lebih hangat daripada biasanya.
Lantas aku kembali teringat akan kata-kata Dad tentang menyuruhku cepat-cepat memiliki pasangan. Dia tahu bahwa kehadiran orang lain yang menemaniku di sini akan menghangatkan suasana rumah. Sehingga tempat ini menjadi rumah yang layak huni.
Tunggu-
Aku menyeka wajahku yang basah akibat guyuran shower. Memikirkan ulang perkataan Dad, bukankah itu sama saja dengan dia menyuruhku untuk tinggal satu atap dengan pacarku nanti. Tinggal bersama di sini?
"Ah! Pasti aku sudah gila!"