"Kenapa jadi begini, ya? Bukankah permainan Arya cukup bagus?" ujar Fahmi sambil mengusap dagunya, mencoba untuk menghilangkan rasa penasarannya.
"Ada apa, Mi?" Fahrizul mendadak terkejut begitu Fahmi berdiri begitu saja tanpa sebab.
"Sempat ada kabar jika Arya diundang oleh salah satu tim basket profesional. Berarti seharusnya gaya permainannya sangat menarik. Tapi kenapa sekarang dia hanya duduk di bangku cadangan? Apa dia sengaja tak bermain karena tahu akan menang?"
Fahrizul, Aliyah, dan Tia juga spontan mengalihkan pandangan mereka, tertuju pada bangku cadangan dari kampusnya. Baru menyadari hal tersebut, Fahrizul sedikit terkejut.
"Kau benar. Arya yang katanya pernah menjadi juara di SMA dua tahun berturut-turut, masa enggak dimainkan oleh pelatihnya? Parah, sih." Fahrizul menggelengkan kepalanya, tak setuju dengan roster (daftar pemain) yang diturunkan melawan Universitas Ksatria.
"Bisa gawat kalau Arya tak main. Bisa-bisa mereka kalah."