***
"Apa maksudmu Hana?" tanya Hikaru, memandangi pemandangan didepannya dengan tatapan sulit diartikan.
Gadis yang semula tersenyum dengan penuh kehangatan, kini tersenyum penuh kepuasan, dia menatap Hikaru dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Tolong...Hikaru..." pinta Hana, dengan seseorang pria yang kini memegangi kepalanya yang pusing karena di pukuli oleh benda berat oleh Hana.
dan sekarang Hikaru berada di sana, di dalam rumah kecil Hana. yang semula, Hana mengajaknya untuk berjalan-jalan. saat melihat pria yang diyakini ayah Hana, sedang bermesraan dengan wanita penuh dengan benak menor.
dan Hana tiba-tiba tanpa belas kasihan, memukuli bagian kepala belakang pria dewasa yang sama, yang menampar Hana hingga terjatuh hari itu, Pria itu yang kini memegangi kepalanya seraya mengumpat. merasakan kesakitan.
Srek!
Hana melemparkan pisau, yang di keluarkan dari sakunya . Benda yang selalu disembunyikannya di saku, benar, Hikaru sebenarnya melihatnya. Bahwa Hana terlihat sangat berbeda, namun Hikaru memilih untuk berbohong dan menganggap semuanya baik-baik saja.
Dan sekarang.
pria itu mengambil kesadarannya kembali dan memukuli Hana dengan kasar, seperti binatang. Hikaru seperti melihat dirinya sendiri, saat pria yang seperti ayahnya memukulinya tanpa henti dengan tongkat hingga Hikaru pingsan, Dan Sekarang pria itu mulai menampar Hana dengan sangat kasar.
Wanita kekasihnya sudah pergi duluan dari semua kekacauan ini. tidak ingin terlibat didalamnya, meninggalkan Hikaru yang kini berdiri disana hanya diam dengan perasaan campur aduk.
"Hikaru..lakukan!" seru Hana seraya menatapnya dengan senyuman.
"Kau ngapain anak haram Brengsek!" teriak pria yang kini terlihat seperti iblis.
"Ayah! aku hanya membalas mu!, sama seperti kau yang membunuh ibuku!" seru Hana sembari tersenyum hambar.
"Ibumu, wanita pelacur itu pantas untuk dibunuh. kau sama menjijikan nya seperti wanita sialan itu!" teriaknya kasar hanya ada perasaan marah, tanpa adanya kasih sayang sedikitpun.
Plak!
Tamparan mengenai hana. namun, Hana hanya tersenyum hingga pria itu merasa kesal menampar wajah yang terus menerus tersenyum, bahkan ketika darah mengalir dari mulutnya.
"Kau mengerikan!" seru pria itu kesal. merasa jijik dengan senyuman Hana.
Memangnya siapa yang mengerikan-?
Siapa yang sebenarnya adalah iblis-?
Hana yang terlihat sangat berbeda. Hana yang terlihat sudah terbiasa, bahkan bisa memasang senyuman, Hana yang menyimpan semua kebencian yang semakin lama semakin besar dalam sebuah senyuman itu.
Terlihat mengerikan.
Hikaru maju, mengambil pisaunya. Kali ini, Hikaru lebih melihat ke arah dirinya sendiri yang selalu dipukuli disana.
Oleh ayahnya tanpa henti.
Tanpa belas kasihan.
Hikaru menatap dengan wajah kosong, sudah lama Hikaru ingin melakukannya.
Bagaimana kalau ayahnya dipukuli-?
Apa rasanya sakit-?
Apa Hikaru akan tertawa disana-?
Buk!
dengan pemikiran yang penuh dengan kegelapan, Hikaru menusuknya, tepat di dadanya. dia terjatuh, Hikaru tidak dapat melihat apapun. selain pria yang lambat laun berubah menjadi ayahnya.
Hikaru menarik pisau itu dan kemudian menancapkan nya lagi-lagi.
Belum cukup, sama seperti ayahnya yang selalu memukulinya berkali-kali.
Membiarkan darah bercipratan, Sama seperti dirinya yang selalu berakhir di genangan darah yang sama.
Bagaimana rasanya-?
Semua ruangannya mendadak hanya penuh dengan warna gelap, suasana yang seharusnya hujan kini terdengar begitu sunyi. Hikaru berbohong jika Hikaru tidak merasakan kemarahan dan ketidakadilan selama ini. Hikaru selalu berusaha menyembunyikannya dalam dalam, agar tidak merebut kewarasan nya. namun sebenarnya Hikaru tidak tahan, dan perlahan mulai membentuk dunianya sendiri, dunia dimana hanya ada dirinya sendiri, dunia kegelapan tanpa batas. dimana Hikaru akhirnya bisa membalaskan semua dendamnya.
Hana yang tersenyum disana. dengan rumah kotor yang sunyi. hanya ada suara darah yang perlahan mengalir, dan Hikaru yang berdiri di depan mayat dengan pisau yang ada di tangannya.
Siapakah yang sebenarnya iblis-?
Akulah atau dia yang melakukannya-?
Pertanyaan tanpa adanya jawaban.
***