***
menyadari bahwa sebuah kebenaran jauh lebih kejam dari kebohongan, tentu saja membuat siapapun menderita.
termasuk Hikaru yang menyadari bahwa kenyataannya sangat kejam, Bahwa Hikaru mengalami hal yang tidak pernah sekalipun dipikirkannya. masa lalunya, lebih kelam dari yang dibayangkannya.
Hikaru membuka matanya yang remang-remang, nafasnya mulai stabil. apa yang sedang terjadi-?
seseorang memperbaiki perbannya, dan seketika Hikaru tersadar. Hikaru dengan cepat bangun, dan menghentikan perbaikan perban putih panjang itu, suster yang bertugas menghentikannya. dan Kazuya yang hanya diam saja sedari tadi duduk di kursi rumah sakit, menanti Hikaru bangun, dan menjaga Suster yang memiliki hubungan masa lalu dengan Hikaru. Kazuya tidak ingin, Suster tersebut melakukan kesalahan.
Suster yang berambut pirang, "Jangan Hikaru!" seru suster itu, dengan wajahnya yang tampak memucat. Kazuya hanya diam, berpikir kalau Hikaru tidak akan pernah berbuat kasar, apalagi terhadap seorang perempuan.
Brak!
Hikaru mendorong kasar perempuan itu hingga melepaskan tangannya, dia mengaduh saat tubuh kecilnya menyentuh kasar dinding rumah sakit. tangannya tidak sengaja menabrak vas bunga hingga terjatuh, dan melukai tangannya. suster itu menabrak kasar dinding, dan terduduk di lantai. Hikaru segera melepaskan perban yang melilit dan menutupi sebagian kepalanya.
"kenapa kau kasar begini?!" seru Kazuya menggenggam tangan Hikaru dengan cepat, tidak menyangka kalau Hikaru akan mendorong begitu saja seseorang.
Hikaru menatapnya tajam, "Kau?, kau kenapa menghentikan ku?" tanya Hikaru dengan nada yang menekan.
Kazuya menyipitkan matanya, dan Hikaru menepis tangannya, hal yang tidak pernah di sangka nya. Kazuya mendecih, namun Hikaru menatapnya dengan wajah dinginnya. membuat Kazuya tercekat ketika melihatnya.
"kau selalu saja berbohong kepadaku, kau menyembunyikan semuanya!" seru Hikaru merasa tidak tahan. hal yang selama ini di tahannya dalam hati meluap, sejak Hikaru menyadari ada sebuah rahasia besar yang di sembunyikan darinya. rahasia besar yang seharusnya diketahui olehnya.
"karena kau..arggh,-kau selalu saja merepotkan-!" seru Kazuya, menendang kasur Hikaru tanpa sengaja dengan kesal. Hikaru tidak takut, Hikaru balik menatapnya dengan tatapan tajamnya, mereka berdua saling berpandangan dalam diam. suster yang terdorong hanya merintih kesakitan seraya memegangi tangan nya yang terkena pecahan vas bunga, dan tubuh nya yang terasa sakit terkena dinding.
"kalau merepotkan..kau seharusnya tidak pernah mempedulikan aku..!" seru Hikaru. Kazuya mengenggam erat tangan Hikaru, dan Hikaru yang terus berusaha melepaskannya. tidak menyadari bahwa tangan mereka berdua memerah karena terlalu keras.
"kenapa hanya aku?" bisik Hikaru pelan, Hikaru mendorong sekuat tenaga Kazuya hingga melepaskan genggaman nya, Hikaru memegangi kedua sisi kepalanya yang selalu tertutupi perban. kepalanya terasa pusing, pikirannya terasa ruwet dan tubuhnya terasa panas memikirkan semua kemungkinannya.
"kenapa aku tidak boleh melihatnya?!, apa kau yang melakukannya!" tuduh Hikaru, menatap Kazuya dengan tatapan penuh kebencian. Kazuya mengusak rambutnya dengan kasar.
"Aku tidak melakukannya!" seru Kazuya tidak kalah berteriak dengan Hikaru.
"hahaha, aku mengira kau adalah sahabatku Kazuya, tapi nyatanya..kau yang selalu berbohong kepadaku.." tawa Hikaru, menatapnya dengan tatapan tajamnya pada Kazuya dan perlahan mulai mencabuti perban yang menutupi rambutnya. rahasia apa yang ada-?
sehingga Kazuya selalu berbohong-?
apa persahabatannya juga bohongan-?
"hentikan Hikaru, kau tidak boleh melakukannya! ini semua demi kebaikan mu Hikaru!" teriak Kazuya dengan cepat mendekatinya, namun dengan kasar Hikaru menendangnya, membuat Kazuya mengumpat seraya mundur.
"kebaikan ku? kau tidak tau apa apa! kau bahkan bukanlah sahabatku!" seru Hikaru dengan nada kasarnya,
"aku tidak mengenalmu!" tambahnya.
Kazuya terdiam disana. mendengarkan kata kata yang tidak pernah diucapkan Hikaru, wajah yang tidak pernah di tunjukkan oleh Hikaru. benar, sejak awal Hikaru tidak pernah mengenalinya.
Wajah yang sama. tidak, Hikaru yang kini sangatlah membencinya.
Hikaru yang sudah kehilangan semua kepercayaannya padanya.
Kazuya mengigit bibirnya. "Ini semua demi mu Hikaru...kau tidak boleh mengetahui semuanya,...atau kau yang akan terluka karenanya.."
Srek!
Hikaru menarik kerah Kazuya untuk mendekatinya, "Aku terluka? aku tidak mengerti Kazuya. aku tidak mengerti apa-apa, atau kau mau berbohong kepadaku lagi Kazuya?!" seru Hikaru.
Hikaru tersenyum lebar. "Apa persahabatan mu juga bohongan-?"
Kazuya balik menarik kerah Hikaru dengan kekuatan yang sama.
"apa maksudmu?!" geram Kazuya.
"kau bersahabat denganku, hanya agar kau selalu berbohong kepadaku kan?!, aku tidak butuh kau! aku tidak butuh sahabat sepertimu!!" seru Hikaru seraya tersenyum lebar. Kazuya mengumpat, dan mengenggam erat kerah Hikaru, sebelum melepaskannya dengan paksa.
"kenapa, tidak jadi memukul ku?" tantang Hikaru tersenyum lebar, Kazuya hanya mengenggam erat tangannya dan menarik kasar wanita berambut pirang yang masih terduduk, menariknya hingga mendarat di hadapan Hikaru.
"kau mau tau semuanya kan?, dia yang mengetahui semuanya!" seru Kazuya, dan dengan tidak peduli pergi dari sana, menutupi pintunya dengan kasar.
Dan Hikaru tidak mempedulikannya.
***
suster itu gemetaran, menghadapi pertengkaran kedua lelaki di depan nya, bagaimanapun dia hanyalah perempuan. dan sekarang Hikaru benar benar sudah sangat berantakan.
suster itu berdiri, dengan bajunya yang terlihat berantakan. dan memegangi tangannya yang berdarah.
"apa kau juga sama?" tanya Hikaru.
".."
"apa kau juga sama hah?" tanya Hikaru menekankan suaranya.
"maaf Hikaru...ini semua..adalah..", bisik suster itu menunduk memegangi kedua tangannya yang gemetaran di depan dadanya. dan suster melanjutkan dengan suaranya yang terdengar pelan.
"salahku.." bisiknya lagi, Hikaru merasakan kemarahan meliputinya lagi, semuanya mengatakan hal yang sama. demi kebaikan dirinya, kesalahannya.
bahkan Hikaru sama sekali tidak mengerti, apa hubungannya dengan nya, Hikaru tidak mengerti tentang dirinya.
"kalau begitu katakan apa yang kau ketahui?", tanya Hikaru lagi berusaha untuk tidak menekankan suaranya.
mempertahankan kesabaran sangatlah sulit. saat semuanya menjadi rumit.
"ma-maaf...aku tidak bisa" seru Suster terbata-bata. mengeleng pelan.
"apa karena Kazuya?" tanya Hikaru menarik kerah wanita itu mendekatinya.
"bukan! ini semua demi kebaikan mu Hikaru, semuanya demi mu.." serunya, berusaha untuk menyembunyikannya.
dengan alasan yang selalu sama.
""Kebaikanku..""
perkataan yang sama. perkataan yang sama sekali tidak dimengerti olehnya.
semuanya mengatakan hal yang sama.
mengapa tentang dirinya-?
Hikaru tidak mengerti.
apa yang salah dari dirinya.
suster itu melepaskan tangan Hikaru dari kerahnya, terbatuk-batuk karena cengkraman Hikaru tidak main-main.
"kau sama saja dengan Kazuya, kenapa kalian semua berbohong kepadaku?!" seru Hikaru dengan tertekan, Hikaru menekan kasar kasurnya hingga terdengar bunyi derit. selimut putihnya perlahan diremas hingga tercipta beberapa gesekan, menandakan kalau Hikaru merasa sangat Frustasi.
tentang dirinya sendiri.
"apa yang sebenarnya terjadi padaku?!" seru Hikaru. menatap ke arah bawah, dengan kedua mata yang bergetar. bahkan Hikaru tidak mengerti dirinya sendiri, apa yang salah dari dirinya-?
Sehingga Hikaru sendiri tidak pantas untuk mengetahui semuanya-.
apa yang salah dari dirinya?!
kenapa...kenapa Hikaru tidak boleh mengetahuinya-? rasanya semuanya mendadak menjadi gelap, benang benang yang saling bertautan namun Hikaru tidak mengetahuinya, Hikaru seperti berada dalam benang itu tanpa bisa mengetahui semuanya. dan Hikaru merasa terkekang karena semua kebenaran yang disembunyikan darinya.
"ada apa dengan diriku!!", tanya Hikaru memegangi kedua sisi kepalanya yang terasa begitu pusing. udaranya terasa begitu sesak, selama ini Hikaru berusaha untuk tetap tenang meksipun, semua pertanyaan memenuhi kepala nya, berusaha untuk mencari jawaban.
dan Hikaru tidak dapat bernafas.
"kenapa kamu menyembunyikannya?!" kata Hikaru dengan murka. Hikaru ingin mengetahui semuanya, suster itu mendekatinya namun terdorong, dan perban tipis perlahan terjatuh di atas kasurnya, memunculkan rahasia yang sudah berusaha di sembunyikan bertahun-tahun. suster itu mengigit bibirnya, dengan kedua tangannya yang gemetaran. rambut panjangnya yang menutupi seluruh wajahnya. Hikaru tidak tau kenapa semuanya tampak begitu ketakutan saat Hikaru membuka perban yang menutupi wajah atasnya.
Hikaru melihat pantulan dirinya di cermin, dan suster itu hanya menunduk. tidak mampu melakukan apapun lagi.
***