"Huhh, di mana sih itu Farisha? Kenapa dia tidak ada di sini, huhh," eluh Vania, menghentakkan kakinya ke lantai karena kesal. "Dasar sialan! Harusnya kamu tidak bersama dengan dia, Farisha, ohhh ...."
Setelah memastikan tidak ada orang yang dicari, ia memutuskan untuk keluar dari tempat itu. Walau ia sangat yakin kalau dirinya sudah mendengar suara kekasihnya. Sekarang itu hanyalah khayalan saja. Ia anggap sebagai suara orang lain. Atau sebenarnya wanita itu sudah pergi dari tempat itu.
"Man, dia sudah pergi. Kita juga harus pergi dari sini. Karena ada wanita itu, kita harus menghindari sampai dia menemukan kita. Jangan tanya kenapa karena aku tidak ingin menjawabnya!" ujar Farisha tegas.