Motor besar dan berkilau itu tengah dikendarai oleh Devano dan Melati berada di belakang Devano. Gadis itu memegang dengan ragu pinggang Devano.
Jalanan yang dilalui sungguh membuat Melati tak bisa berkutik, Devano selalu memacu kecepatan motornya semaunya, sudah pasti dia terkena serangan jantung tiap kali pergi ke sekolah bersama Devano. Tuannya sekaligus teman sekolahnya saat ini.
"Bisa turunnya kan?" tanya Devano setengah mengejek.
Saking kampungannya gadis itu bahkan tak tahu cara turun dari motor besar saat pertama kali dibonceng oleh Devano. Melati mengerucutkan bibirnya merasa sebal dengan nada mengejek yang keluar dari mulut Devano.
"Aku bisa sendiri," jawabnya ketus.
Namun Devano tetap mengulurkan tangannya, Melati tak lagi memegang bahu cowok itu melainkan berpindah di telapak tangan besar milik Devano.
"Lukanya sudah sembuh?" tanya Devano lagi saat Melati tengah membetulkan roknya yang lecek akibat diduduki.