Sebelum matahari mulai terbit, raut wajah Mo Yangyang tampak begitu pucat dengan pakaiannya juga tampak berantakan. Tatapan matanya terlihat kebingungan dan ketakutan, kemudian ia pun bergegas keluar dari hotel.
Tanpa sadar Mo Yangyang terus menggertakkan giginya sepanjang waktu karena ketakutan. Saat ini ia merasa lebih takut dibandingkan pada saat dirinya yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah divonis dokter bahwa ia hanya memiliki waktu tiga bulan saja untuk bertahan hidup.
Mo Yangyang pun kembali ke kontrakan Lan Dongzhi, kemudian ia memeluknya, "Lan Dongzhi, aku akan mati!"
Lan Dongzhi menarik lengan Mo Yangyang sembari berkata, "Kamu memang akan mati. Jangan bilang kamu tidak berhasil."
Mo Yangyang menggelengkan kepalanya, "Tidak, kamu tidak mengerti, yang aku maksud adalah aku... aku... Jika kamu bangun dan mendapati bahwa pria yang berbaring di sebelahmu adalah Xie Xize, Kamu..."
Ketika mendengar Mo Yangyang berkata seperti itu, wajah Lan Dongzhi seketika langsung tampak sangat pucat.
Kemudian Mo Yangyang mengambil tangan Lan Dongzhi sembari berkata, "Tolong aku, carikan tempat untukku, biarkan aku mati dengan tenang."
Tidak ada yang tahu betapa terkejut dan ketakutannya Mo Yangyang ketika ia bangun pagi ini dan melihat ada orang di sebelahnya. Mo Yangyang mengira dirinya adalah umpan meriam dalam drama menjijikkan, tetapi ternyata ia adalah umpan meriam dalam cerita horor.
Xie Xize adalah pria yang begitu sempurna, bahkan sampai dijuluki 'Dewa' oleh para wanita, tapi Mo Yangyang tahu bahwa Xie Xize bukanlah orang yang seperti itu. Penampilan Xie Xize memang sederhana dan elegan, tetapi sebenarnya hatinya sangat dingin dan keras kepala.
Apapun dan siapapun di mata Xie Xize seolah seperti permainan sepele. Ia memiliki IQ yang tinggi, ia bisa mengontrol segalanya dengan mudah, dan ia adalah pengendali permainan yang baik.
Jika Mo Yangyang ditangkap oleh Xie Xize... Membayangkannya saja bisa membuat orang lain menggigil, Mo Yangyang merasa lebih mati daripada harus ditangkap oleh Xie Xize.
Jari-jari Lan Dongzhi dengan kutek merah menunjuk sembari berkata, "Kamu..."
Lan Dongzhi dengan kesal memarahi Mo Yangyang, "Pergi sana, mati saja sendiri!"
Lan Dongzhi merasa seperti memiliki kantong dinamit di paru-parunya. Mulutnya terus memarahi, tapi tangannya sudah mengambil ponsel dan dengan kesal menghubungi seseorang.
"Halo, ini aku, siapa siapa siapa... Aku Ayahmu..."
"Bukankah kamu terakhir kali bilang, kamu masih ada satu kamar yang belum disewakan? Benar, aku mau menyewanya sekarang. Segera! Aku tidak peduli dengan siapa kamu nego harga sebelumnya, aku mau kamar itu selama tiga bulan, tidak boleh kurang seharipun..."
Lan Dongzhi meraih pena dan kertas yang ada di atas meja, lalu menuliskan sebuah alamat.
"Keluar dari sini sendiri." Ujar Lan Dongzhi.
Mo Yangyang awalnya merasa sangat takut, tetapi sekarang ia tiba-tiba merasa bahwa dirinya tidak begitu takut. Kemudian Mo Yangyang mengambil alamat itu sembari berkata, "Setelah beberapa bulan ke depan, datanglah untuk mengurus mayatku."
Lan Dongzhi menggertakkan giginya, kemudian ia mengambil dompet dan membukanya, lalu mengeluarkan sebagian uangnya. Saat ia mendengar ucapan Mo Yangyang, ia mengepalkan tangan dan kemudian menjejalkan uangnya ke tangan Mo Yangyang. Bahkan ia juga menjejalkan dompetnya ke pelukan Mo Yangyang.
"Pergi... Sepertinya aku benar-benar berhutang padamu di kehidupan sebelumnya, atau mungkin aku malah menjadi sustermu seumur hidupmu."
Mo Yangyang tiba-tiba memeluk Lan Dongzhi, "Dongzhi, aku pergi."
Mata Lan Dongzhi tampak memerah, dan ia pun langsung mendorong Mo Yangyang dengan kejam, "Pergi sana!"
Sepuluh menit kemudian, Lan Dongzhi menerima pesan Wechat.
Mo Yangyang: [Dongzhi, ada arloji di bawah bantal, itu adalah satu-satunya barang yang aku bawa dari keluarga Mo. Benda itu masih bisa menghasilkan uang banyak, jadi jual saja.]
[Untuk kedepannya, jangan minum terlalu banyak. Penyakit perutmu sudah sangat parah, aku tidak ingin beberapa tahun kemudian malah bertemu denganmu di alam lain.]
[Shang Lin Spring bukanlah tempat yang baik. Jika kamu bisa pergi dari situ, segera pergi dari sana.]
[Kamu harus peduli pada dirimu sendiri!]
Setetes air tiba-tiba jatuh di atas layar ponsel. Lan Dongzhi mengangkat tangannya untuk menghapus air matanya, tetapi semakin ia menghapusnya, air matanya mengalir semakin deras.
-
Mo Yangyang berusaha untuk menghibur dirinya sendiri. Tidak apa-apa, aku akan segera mati. Jika aku bisa bertahan selama tiga bulan ini, bahkan jika Xie Xize menemukanku, pria itu hanya akan menemukan mayatku. Tapi…
Tiga bulan telah berlalu, dan Mo Yangyang masih belum mati. Mo Yangyang sangat bersyukur kepada Tuhan karena Xie Xize tidak datang mencarinya.
Saat ini Mo Yangyang malah menunggu kedatangan Nyonya Mo, yaitu Luo Xi. Wanita itu masih sangat cantik dan anggun, ia dijuluki sebagai model yang suka bergonta-ganti pakaian oleh kalangan orang kaya.
Mo Yangyang tidak bisa mengatakan apa-apa saat ia melihat wanita yang selama 20 tahun ia panggil Ibu itu.
Luo Xi pun menghela napas panjang kemudian ia berkata, "Aku tahu bahwa kamu menyalahkan kami, tetapi apa yang kamu lakukan terlalu menyakiti hati kami. Tapi itu tidak masalah bagi Xiangyu. Dia tidak pernah tahu karena selama ini dia selalu saja di rumah sakit. Kamu sendiri yang mengerti apa yang dia lakukan padamu saat dia masih kecil. Kamu sendiri yang menentukan, apa kamu mau menemuinya atau tidak."
Mo Yangyang menundukkan kepalanya, "Baiklah, aku akan pergi."
Mo Xiangyu adalah putra Luo Xi. Ketika Mo Yangyang masih kecil, Mo Xiangyu selalu bersikap baik pada Mo Yangyang.
Hanya saja, Mo Xiangyu mengalami gangguan jantung sejak masih kecil, dan dalam beberapa tahun terakhir ia selalu tinggal di rumah sakit. Bagi Mo Yangyang, jika masih ada kenangan yang baik tentang keluarga Mo, maka itu adalah Mo Xiangyu.
Mo Yangyang merasa sangat aneh saat dirinya kembali ke rumah keluarga Mo.
Saat itu Mo Shixuan baru saja turun dari lantai atas, dan ketika melihat Mo Yangyang ada di sana, ekspresi wajahnya seketika langsung berubah, "Kamu..."
Mo Shixuan segera berjalan menuju ke arah Luo Xi, kemudian ia memegang lengan Luo Xi sembari berkata, "Bu, kenapa dia datang kemari?"
Luo Xi pun hanya menepuk-nepuk tangan Mo Shixuan dan berkata, "Yangyang, kamu istirahatlah dengan baik, cepat ganti bajumu. Besok kita akan pergi ke rumah sakit."
"Baiklah."
Mo Yangyang melewati Mo Shixuan dengan ekspresi wajah yang terlihat dingin, saat mereka berdua berpapasan, ia pun membuka mulutnya dan berkata, "Tolol!"
Raut wajah Mo Shixuan pun berubah menjadi kesal, "Kamu menghinaku? Bu, dia baru saja menghinaku..."
Mo Yangyang pun langsung menyangkalnya, "Aku tidak melakukannya."
Luo Xi pun merasa sedikit kesal, "Sudahlah Shixuan, jangan ribut."
"Bu, aku tidak membuat keributan. Tapi dia baru saja menghinaku..."
Mo Yangyang mengangkat bahunya, kemudian ia langsung naik ke lantai atas.
Meskipun kembali lagi ke rumah ini, namun Mo Yangyang sama sekali tidak ingin tinggal bersama Mo Shixuan!
Pada malam hari, Mo Yangyang tiba-tiba merasa haus, dan ia ingin turun ke lantai bawah untuk mengambil air. Saat itu Mo Yangyang berjalan melewati kamar Mo Shixuan yang pintunya tidak tertutup, sehingga ia bisa mendengar suara dari dalam kamar.
Sebenarnya Mo Yangyang tidak ingin menguping, tetapi ketika ia lewat di depan kamar Mo Shixuan, ia tidak sengaja mendengar ada suara orang bicara dari dalam kamar.
"Tahan dirimu selama dua hari ini, jangan membuat keributan dengannya. Dia itu punya penyakit parah. Memangnya kamu punya urusan apa dengannya?"
Mo Yangyang seketika tertegun dan ia pun langsung menghentikan langkahnya.
Tidak lama kemudian terdengar Mo Shixuan berkata dengan nada yang terkejut, "Benarkah? Dia benar-benar akan mati?"
"Penyakitnya benar atau tidak, sebenarnya tidak penting. Yang penting adalah... Jantungnya dan jantung Kakakmu sama, mengerti tidak?"
"Aku mengerti, tapi jika dia tidak mau..."
"Dia akan mati, lalu apa gunanya dia mau atau tidak? Apa masalah ini terserah padanya?"
Tiba-tiba terdengar suara peringatan dari dalam kamar, "Siapa di sana?"
Mo Yangyang pun ketakutan sampai menutupi mulut dan hidungnya, kemudian ia berbalik dan langsung berlari kembali ke kamarnya.
Setelah Mo Yangyang kembali ke kamar, dengan gemetar ia langsung mengunci pintu. Saat ini ia hanya merasa sangat ketakutan, seolah-olah ia telah jatuh ke dalam jurang yang tak berdasar.
Bagaimana mungkin Nyonya Mo tahu bahwa aku memiliki penyakit yang mematikan?
Nyonya Mo datang mencari Mo Yangyang bukan menyuruhnya untuk menjenguk Mo Xiangyu, melainkan untuk mengambil jantungnya.
Saat mengetahui hal itu, Mo Yangyang merasa tubuhnya seolah menggigil kedinginan. Semua orang yang ia kira saudara ternyata mereka semua adalah iblis.
Tiba-tiba Mo Yangyang merasa perutnya mual, ia pun ingin sekali muntah. Sambil menutup mulutnya, ia langsung berlari menuju kamar mandi.
Saat Mo Yangyang muntah, ia tiba-tiba memikirkan hal yang lebih mengerikan. Ia... Sudah dua bulan tidak datang bulan!
Tapi sekarang Mo Yangyang tidak punya waktu untuk mengurus hal ini. Baginya, yang terpenting saat ini adalah ia harus pergi dari sini terlebih dahulu.
Mo Yangyang mengenakan pakaian dan sepatu dengan cepat. Ketika ia sudah bersiap untuk membuka pintu, tiba-tiba ia menyadari bahwa... Pintunya tidak bisa dibuka, karena pintunya dikunci dari luar!