Di tengah sesaknya kota, ternyata jam kepulangan Bela bertabrakan dengan jam para orang kantor beristirahat. Sehingga, kini cukup banyak yang berlalu-lalang, entah beberapa orang memiliki tujuan yang serupa, atau berbeda.
"Ah jadi males kalau berjalan sesak-sesakkan lewat jalanan itu, mending pulang naik taksi aja deh, terpaksa."
Akhirnya Bela kembali memutar langkah, ia menjauhi jalanan yang menunjukkan akan membawanya ke stasiun kereta. Dengan tangan yang masih menggenggam es blender di tangan kiri, ia berjalan di tepi jalanan agar tidak tertabrak motor yang berlalu lalang. Jalan tapak warga, tidak memiliki trotoar untuk pejalan kaki.
Bela hampir lupa bagaimana rasanya kesepian, bahkan sedaritadi ia berjalan seorang diri tanpa peneman pun merasa baik-baik saja, aka ia tidak butuh memiliki teman untuk berbicara.