"Baguslah, jangan bandel yah. Aku mencintaimu." Kecupan mesra kini mendarat mulus di bibir milik Jingga. Jingga hanya tersenyum tipis mendapatkan tanda cinta dari Arseno.
Jingga tersenyum kepada Arseno.
"Ole-ole jangan lupa!"
"Iya, aku belikan yang paling mahal."
"Oke, aku tunggu."
Kini Arseno dan Jingga berjalan ke depan rumah mereka. Sekretaris Niko sudah berada di depan sedang menunggu Arseno.
"Sekretaris Niko, kau sudah izin dengan Adisty?" tanya Jingga.
Sekretaris Niko juga ikut pergi dengan Arseno. Jadi, yang pergi hanya mereka berdua saja,
"Sudah Nona Jingga. Adisty sudah memberikan izin."
"Baguslah. kalian hati-hati disana, jangan lupa berikan kabar kepadaku dan juga Adisty. Adisty juga pasti sangat mencemaskan kamu, Sekretaris Niko."
"Saya akan selalu memberitahu dia, Nona Jingga."
"Baguslah. Ya sudah kalian pergilah, nanti ketinggalan pesawat."
"Jaga dirimu, sayang."