Hari demi hari berlalu. Kehidupan biasa dijalani oleh Arseno dan Jingga. Arseno bisa bersikap baik-baik saja seolah tidak ada seseuatu yang sedang di pikirkan. Kenyataannya, bayang-bayang kecelakaan selalu menghantui Arseno.
Entah, apa yang terjadi di dalam otaknya, yang pasti membicarakan kecelakaan kedua orang tua Jingga, sama saja terbayang kembali kecelakaan yang pernah di alami oleh Arseno. Memang tidak jelas kejadian itu, tapi di dalam otak Arseno, Arseno memang terbayang dirinya yang berada di dalam sebuah mobil yang berguling-guling karena menabrak sesuatu.
Terdiamnya Arseno sering kali di dapatkan oleh Jingga. Namun, Arseno berhasil mengalihkan semua itu. Berkata jika semuanya baik-baik saja, hanya ada masalah kantor yang mendesaknya agar tidak tenang seperti biasanya. Beruntungnya Jingga percaya. Jingga berusaha memberikan kebahagiaan agar Arseno sedikit melupakan pekerjaannya agar tidak stres berlebihan.