Wahyu duduk dekat jendela menaikkan kedua kakinya ke atas kursi dan memeluknya, kepalanya menengadah menatap bulan yang terlihat sangat jelas, suara jangkrik berderik nyaring seolah sedang bernyanyi. Pemandangan ini sudah di lihatnya hampir setiap malam. Damai dan menenangkan di tambah udara yang sejuk benar-benar membuat hati tenteram. Wahyu menghela napas lalu beralih menatap jendela yang masih terbuka padahal langit sudah kelam.
Wahyu sangat berharap bisa melihat gadis kota bernama Elise itu lagi. Tadi siang ketika dia menemaninya berkeliling. Wahyu merasa Elise menyimpan banyak duka di hatinya. Anehnya setiap kali mata mereka beradu pandang. Elise selalu mengalihkannya ke arah lain dengan cepat. Seolah menatapnya adalah sebuah kesedihan yang tak akan berakhir. Pertanyaan yang menggantung di kepala Wahyu adalah. Kenapa Elise selalu memberinya tatapan penuh kesedihan campur kerinduan seperti itu.