Alan merasa marah tapi dia tidak tahu harus marah pada siapa, melihat perubahan di wajah Elise entah kenapa membuat api kemarahan meluap begitu saja. Tapi Alan tidak ingin membuat Elise takut dengan reaksinya yang berlebihan. Dia hanya bisa membantu Elise mengalihkan perhatiannya pada yang lain. Kebetulan gadis itu baru selesai menghabiskan jus jeruknya.
Alan tidak menunda waktu lagi, meskipun Elise melanjutkan makannya seperti biasa tapi nafsu makan gadis itu sebenarnya sudah hilang namun dia masih memaksa mungkin karena dia yang masih duduk di hadapannya.
"Elise.. apa kau mau melihatnya?" ajak Alan sambil memberi kode ke arah belakang. Alan merasa Elise akan menolak laki-laki itu cepat-cepat mencari ide. "Kau mungkin bisa menambahkan sedikit ide di dalamnya." Alan mengepalkan tangannya di bawah meja, dalam hati berdoa semoga Elise tidak menolaknya.
"Mmm.. boleh. Aku juga penasaran tempat seperti apa yang akan kau bangun untuk blacky."