Lama mereka berdua masih saling berpandangan tanpa menghiraukan Nala yang berdiri di samping mereka dengan memasang wajah bingung dan kening berkerut.
"Elise, Wisesa? Kalian berdua kenapa? Apakah kalian sudah saling mengenal?"
Sontak suara Nala berhasil melelehkan kebekuannya. Elise menghela napas dalam-dalam bahunya seketika terasa lebih nyaman, apakah tadi dia sudah menahan napas? Berapa lama?
"Ah, eh.. tidak apa-apa, Nala.." kata Elise cepat, berharap kalau Nala tidak kan menyadari kekakuan suaranya. Pandangannya masih tidak lepas dari laki-laki yang berdiri di depannya itu, dan beberapa saat kemudian dia akhirnya menunduk "Aku permisi ke belakang dulu." Tambahnya menelan gumpalan pahit yang menyumbat kerongkongannya.
"Tapi, bukankah kalian berdua belum.."
"Aku benar-benar sudah tidak tahan." Sela Elise cepat. Tidak tahan karena melihat laki-laki yang berdiri di sampingmu ini. Tambah Elise dalam hati.