Aku tidak menjawab ucapan Wilson yang selalu ingin tahu tentang sebuah hubungan. Dalam hatiku berkata, "Sebenarnya aku merindukan dia."
Aku memasukkan semua makanan ke dalam mulutku hingga tak ada ruang untuk dibacarakan, apalagi tentang sebuah hubungan. Hal yang sangat sensitif bisa saja membuat hatiku menjadi meletup-letup.
Akhirnya, Wilson memfokuskan dirinya pada semangkuk nasi putih dengan lauk daging berbagai rasa di hadapan kami. Aroma daging bakar ini mengingatkanku pada momen ketika masih berada di Jakarta.
Teringat tentang makan malam bersama rekan-rekan atas kenaikan pangkatku.
"Hemm, lezat!" sebutku menjempit daging dengan sumpit.
Aku tak akan menyisakan nasi putih yang ada di dalam mangkukku, walau pun harus berakhirnya waktu.
"Selesai!" ucapku dengan lantang.
Blam!
Aku meletakkan mangkuk kosong menyudahi makananku, sedangkan Wilson masih belum menghabiskan sisa dari makanannya.
Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!
Creation is hard, cheer me up!
I tagged this book, come and support me with a thumbs up!
Have some idea about my story? Comment it and let me know.