"Dimana gadis itu!?"
Seorang pria muda tengah menahan kesal, tangannya mengepal kuat mencoba menahan amarahnya yang sudah di ujung tanduk. Hari masihlah pagi, tapi dirinya harus di panggil ke ruang Kepala Sekolah karena masalah yang dia tidak tahu sama sekali.
Hanya karena gadis itu masuk ke dalam Akademi dengan bantuan kakeknya, dialah yang mendapatkan getahnya sekarang. Langkah kakinya semakin cepat, sibuk mengumpat akan apa yang harus dia lakukan saat bertemu gadis itu nantinya.
Bahkan dia sampai meninggalkan kekasihnya yang harus mengikuti jam pelajaran saat ini. Bisa gila dia jika harus seperti ini terus, padahal gadis itu baru saja masuk selama dua hari tapi di hari ketiga gadis itu tidak ada dimana pun.
Rasanya seperti mimpi buruk baginya, tangannya terangkat membuka pintu kamar milik gadis itu. Dan sesuai dugaan, kamar itu kosong dengan jendela yang terbuka lebar. Tatapan jatuh pada setiap sudut kamar, namun dia tidak menemukan hal aneh.
"Dia tidak kabur kan!"