puluh menit berlalu. Mas Rendra pun kembali untuk memberitahukan aku bahwa semua administrasi sudah selesai dan aku pun sudah diperbolehkan pulang. Mas Rendra membantuku mengemas barang-barangku. "Arini, kamu yakin bisa mengurus dirinya sendiri di rumah nanti?" Tanya Mas Rendra.
"Kamu tidak perlu khawatir, aku bisa sendiri meski pilu menari di atas penderitaanku."
"Wanita ini benar-benar keras kepala. Aku tahu dia membutuhkanku, tapi ia berpura-pura tegar di depan ku. Ya Tuhan ... Jaga selalu wanita ini, wanita yang ku cintai," desis Rendra dalam hati.
Aku tidak menyangkal bahwa kini yang menopang tubuhku di saat sedang tak berdaya, adalah dia (orang asing). "Mas Riadi ... Aku merindukanmu!"
Mas Rendra memintaku untuk pulang ke rumah orang tuaku sesaat akan masuk ke dalam mobil. "Tidak, Mas. Aku tidak mau mereka tahu keadaan ku yang sebenarnya. Jangan kamu paksa aku untuk masalah ini. Oh ya Mas, apa yang di katakan oleh Dokter pada kamu tadi?" Tanyaku.