Tubuh Maya gemetar. Dia melihat Fandi bicara santai dengan Dhika seolah ini bukan kali pertama mereka bertemu.
"Jawab! Kamu membuang waktu semua orang."
"Hanya salah paham seperti apa yang Fandi ucapkan. Cia berlebihan."
"Apa yang Cia katakan benar." Sahut Fandi cepat.
Dhika mengangguk, "mempermalukan diri sendiri sepertinya sudah menjadi sifatmu dari lahir. Tidak dimana pun berada, mencari perhatian adalah keahlianmu." Orang yang mendengar kalimat itu merinding disko. Seorang Dhika dengan tenang bisa mengatakan itu tanpa perduli perasaan orang yang di katainya. Janganlah berurusan dengan manusia macam Dhika.
"Udah gue bilang, pergi …, pergi. Tapi nggak mau, sekarang tanggung rasa malu sampe tujuh turunan," gumam Alex.
Maya menangis, dia sendirian dan semua orang kini menatapnya dengan tatapan yang berbeda-bead. Teman-teman yang tadinya menemani sekarang entah kemana semua.