Cecil berdo'a agar Aneth berhasil bujuk Cia. Suara sahabatnya itu emang nggak enak sama sekali, bahkan nyanyi pok ame-ame pun buat kepala berdenyut.
"Ya emang, latihan sepuluh tahun belum tentu berhasil."
Cia melotot, "remeh lo ya sama gue?"
"Kenyataan Ci, nggak boleh marah."
"Nggak marah gue, mulut netizen emang bau jigong. Taunya ngehujat, bakat nggak ada yang bisa di banggkan."
"Lo nyindir gue?"
"Emang ada yang lain?" Ketus Cia.
"Ci lo itu bakatnya banyak dan bisa explore tapi nggak dengan nyanyi, please." Mohon Aneth. Dia nggak mau Cia mempermalukan diri sendiri apalagi akan jadi tontonan seantero sekolah.
Teman sekelasnya Cia mendukung Aneth mati-matian tapi pada akhirnya pintu hati gadis itu nggak terketuk juga.
Bagi dia suaranya udah best, kurang latian aja.
Wali kelasnya tersenyum kikuk kayak nyimpan tekanan batin yang berat. Cia salah tanggap, dia pikir buk Atik kasian karena dia nggak di percaya teman-temannya, jadi terharu.
selamat membaca ya? jangan lupa tinggalkan jejak komentar biar makin semangat nulisnya