Cia menghela napas pelan, dia agak susah kalau di ajak ngomong yang agak-agak berat gini. Mana punya dia bakat menyelesaikan masalah yang sebelumnya nggak pernah terbayangkan olehnya.
Harusnya anak seusia dia masalahnya yang ringan-ringan aja. Kaya pusing mikirin nilai ujian yang nggak menuhin standart, terus galau karena jatuh cinta, di tikung teman dan lain sebagainya yang biasa remaja pada umumnya rasakan.
Bukan masalah rumah tangga kayak gini. Udah pasti bingung, curhat ke mama nanti bilangnya 'kamu harus bertahan namanya juga baru nikah, semua butuh proses' gitu, kan sebel.
Emang iya yang dia jalani sama Dhika ini santai, nggak berasa rumah tangganya tapi tetap aja selalu ada perselisihan di antara mereka, nggak pernah damai dan lancar jaya.
Walau ni ya, dia liat suaminya ini sering ngalah tapi nggak totalitas gitu. Ujung-ujung ada yang di minta dan herannya dia maen setuju aja. Akibat di hororin sama hukum keyakinan yang mereka anut, dia jadi takut kena azab.
selamat membaca ya? jangan lupa tinggalkan jejak komentar biar makin semangat nulisnya