"Yang berubah gue makin genteng lah." Candanya.
"Kapan lo pergi?" Tanya Cia. Dia benci sedih-sedih nggak jelas gini.
"Minggu depan, sebelum pergi gue pengen ketemu. Bisa?" Ada yang ingin Laksa berikan ke Cia.
"Ok," jawab Cia lemah.
"Lo kenapa, nggak rela gue pergi?"
"Bukan gitu, cuma kok dadakan. Gue shock aja." Kilah Cia. Dalam hatinya emang ada rasa nggak rela karena mereka baru aja akrab.
"Kita bisa telponan dan bertukar pesan kayak biasa. Semisal gue pulang, pasti gue nyamperin lo." Cia spontan ngangguk.
"Jangan pikirin gue, pendidikan nomor satu. Gue juga gitu kok."
"Ok. Sekarang gue tutup ya? Gue sayang sama lo Ci." Cia terdiam, dia tidak tau harus berkata apa. Jujur dia nyaman sama Laksa, tapi belum suka.
Dia nggak mau cepat menyimpulkan rasa nyaman menjadi rasa suka apalagi cinta. Sedih yang dia rasa ya sekedar kayak dia kehilangan teman aja, walau agak spesial sedikit.
"Dan semoga gue bisa balas rasa lo. See ya," ucapnya setelah itu menutup telpon.
selamat membaca, jangan lupa tinggalkan koment ya ^^