Kini, Baik Lea, Deril, Angel dan juga Exhel berada dakam satu ruangan, yakni di ruang kerja Deril. Lea sudah mulai bisa mengendalikan dirinya. Tidak seperti tadi, yang dirinya tengah di kuasai oleh emosi.
Hening, itu lah suasana yang terjadi saat ini. Hanya suara detakan jam dinding yang terdengar. Hawa dingin yang di hasilkan oleh AC ruangan, membuat suasana tambah menjadi mencengkam.
Deril terus saja menatap Angel dengan santainya, sedangkan Angel yang di tatap, tetap saja masih asik sendiri dengan ponsel yang ada di tangannya. Tanpa memperhatikan kondisi sekitar.
Geram sudah yang Deril rasakan, yang menguras kesabaran yang ia berikan. Deril pun mengeluarkan senjata anginnya dari belakang bantal sofa yang ia duduki. Di arahkannya senjata itu ke arah ponsel yang sedang Angel pegang.
Saat tau pistol itu Deril arahkan kepada Angel yang ada di sampingnya, Ansel menggeser tubuhnya dan mencari sisi yang aman.