"Bilang saja kamu mau berapa, sebut nominalnya—"
"Saya justru ingin membuat surat pernyataan hitam di atas putih, yang mengatakan bahwa Pak Eland, tidak boleh mengakui janin ini di masa depan." Lita yang kesal karena terus diperlakukan secara tidak sopan dan terus mendapat tuduhan tidak berdasar, memberanikan diri untuk memotong ucapan sang nenek. Ia sudah cukup bersabar dan masih bisa bersabar jika ia harus mendapat perlakuan sinis karena ia adalah wanita asing. Ia mengerti itu. Tapi jika ia dituding untuk memanfaatkan status kehamilannya sekarang untuk memeras Elanda, tentu saja ia tidak terima.
Ia bahkan tidak mencintai pria itu, bagaimana bisa ia ingin hidup bersama dengan Elanda? Ia bahkan belum memeriksakan kehamilannya. Hasil test pack itu belum tentu benar dan akurat. Tapi orang-orang ini membuat harga diri Lita terasa tercabik-cabik. Lita jadi tersulut emosi dan ingin membuktikan bahwa ia bisa memiliki dan merawat bayi ini sendirian, tanpa campur tangan orang lain.