Itu tadi natural sekali. Rain melakukannya dengan baik, hati-hati, dan penuh perhitungan. Hingga akhirnya ia berhasil menutupi tubuh Jeanna yang tercetak di pakaiannya yang basah dengan jas milik Noah.
"Tuan Rain masih mau menunggu?" Pertanyaan Noah itu yang ketiga kalinya malam itu.
Rain mendecak kesal. "Ya, jadi jangan bertanya lagi."
"Baik, Tuan," jawab Noah patuh.
Rain yang duduk di kursi belakang menatap ke arah pintu keluar klub malam tempat Jeanna bekerja. Ia mengecek jam tangannya. Sudah hampir waktunya gadis itu pulang kerja.
Benar saja, tak lama kemudian, Jeanna keluar dari sana. Tampak gadis itu membawa sesuatu yang disampirkan di lengannya. Jas Noah. Kenapa dia tidak membuangnya?
Ck, dasar gadis merepotkan.
"Ikuti dia," perintah Rain. "Tapi, jangan sampai dia tahu."
"Baik, Tuan."
Mobil yang dikemudikan Noah melaju dengan kecepatan pelan di jarak aman dari Jeanna.
"Apa dia selalu berjalan kaki dari rumahnya ke sini?" tanya Rain.