Sofil menghela napas, berdiri "Bismillah aku pasrahkan semuanya kepada Engkau," ia berjalan dengan merunduk lalu masuk kedalam Bis, tanpa melihat kemana nanti tujuan bis itu akan membawanya. Dia duduk lalu membuka buku dari Nasya Sabila.
[Taubat adalah tangga pertama rencana menuju jalan kebenaran, bisa juga alternatif langkah pertama dalam perjalanan menuju Allah SWT (al-tawbah ashl kulli maqam). Tanpa taubat, manusia tidak bisa mendapatkan akses menuju ke jalan atau orbit Tuhan.
Menurut Ghazali, taubat melibatkan tiga aspek sekaligus, yaitu aspek pengetahuan manusia (kognisi), aspek sikap mental (afeksi), dan aspek perbuatan (behavioral).
Aspek pengetahuan dalam arti kesadaran manusia tentang bahaya dan akibat-akibat buruk dari perbuatan dosa, akan memengaruhi sikap, dan selanjutnya memengaruhi prilaku dan perbuatannya.
Bagi Ghazali, taubat yang baik adalah taubat yang memenuhi tiga kriteria. Pertama, meninggalkan dosa-dosa (al-iqla' an al-dzunub). Kedua, berjanji tidak mengulangi (al-azm an la ya'uda).
Ketiga, menyesali diri atas dosa-dosa yang diperbuat dan atas hilangnya kesempatan dan peluang baik secara sia-sia (al-nadam`ala ma fata).
Kriteria yang ketiga di atas, yaitu penyesalan, dipandang Ghazali sebagai kunci sukses taubat. Hal ini, karena tanpa penyesalan yang mendalam, sukar dibayangkan seseorang akan benar-benar bertaubat.
Itu sebabnya, Nabi SAW memandang bahwa penyesalan itu identik dengan taubat itu sendiri, sebagaimana sabda beliau, "al-Nadamu taubatun, penyesalan adalah taubat itu sendiri."
Orang yang benar-benar menyesal, menurut Ghazali, ditandai tiga hal. Pertama, hatinya lentur dan sensitif serta tidak membeku dan membatu seperti batu cadas (riqqat al-qalb). Kedua, air matanya mudah meleleh tanpa sadar (ghazarat al-dumu').
Ketiga, ia kapok dan benci pada dosa-dosa yang dahulu pernah dinikmatinya. Orang yang bertaubat dengan tingkat penyesalan seperti di atas layak mendapat pengampunan dari Allah SWT.
Inilah sesungguhnya makna firman Allah: ''Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedangkan mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedangkan mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.'' (QS Ali Imran [3]: 135-136).
Aku menukil dari kitab Ihya'Ulumuddin, karangan Imam Al Gozali. Sebagai tambah Allah memudahkan kita, perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan, begitu pula keburukan.
Sebagai siraman qolbu baiknya, proses taubat sering membaca ayat Alquran, sebisanya, agar hati mendapat cahaya dan dzikir istigfar. Dan lebih baik pula membaca surat Al Kahfi, surat Alquran yang menceritakan para Alim yang terlelap dalam gua.
Rasulullah SAW bersabda." Barang siapa membaca surat Al Kahfi pada hari jum'at, maka dia akan di sinari oleh cahaya di antara dua jum'at (HR. Hakim) Maksud hadist ini adalah di beri ketenangan hati, pandangan hatinya. Namun jangan juga menyalah kan nafsu, karna nafsu yang menciptakan Allah. Asal jauhkan diri dari bisikan setan, karna setan itu merayunya super duper halus dan lembut, hingga terkadang manusia tidak sadar sudah melakukan dosa. Semoga Allah melindungi iman, islam kita Aamiin.
Mas Bro Mbak coy, sejatinya kita semua tau Allah melarang dan mengharamkan karna itu akan merusak raga, merusak akan kesehatqn jasmani. Makanya Gaes, aku menyikapi masa kini dengan santai namun dengan aturan dan ajaran yang sudah aku pelajari. Semua agama itu indah, termasuk islam juga, saling menghargai menghormati itu juga di ajarkan dalam islam. Untuk pemula para pencari jalan kebenaran harusnya alangkah baiknya, jangan di takut-takuti namun di beri wajangan kemudahan. Nabi kita Nabi Muhammad SAW selalu memberi tauladan. Kalian ingatkan saat Nabi di dholimi? Nabi tetap sabar dan terus mendoakan mereka.
Dari ditu aku Nasya berpikir, apa salahnya saling belajar, aku belajar banyak hal dari kalian dari pengalam kelian, semua ada hikmahnya. Pertemuan ada pula perpisahan, Allah SWT mempertemukan pasti ada maksud tertentu.]
"SubhanaAllah ... Gadis ini memang keren, jadi tambah cinta, namun belum
ada tekat jika aku masih dalam keadaan begini. Malu ... Tapi rindu, apa yang dirindukan aku hanya mendengar suara indahnya," Sofil memejamkan mata, menyandarkan punggung, berusaha terlelap dalam perjalanannya.
***
Mimpi disebuah acara besar, acara banyak orang bergerumun. Sofil berada disatu sisi jalan dia akan menyebrang. Ada cahaya yang mengsilaukan penglihatan. Saat melangkah ada mobil box melaju dengan sangat kencang. Karna silau Sofil tertabrak.
"Ya Allah ... Heh, heh ... Heh ... Astagfirullah ...." seakan nyata mimpinya tadi.
Seorang gadis berhijab sar'i dan bercadar masuk bis dan duduk dikursi depan Sofil.
"Enggeh Abi, iya ... Ini sudah akan Go pondok kok, MasyaAllah ... Abi terlalu khuawatir, Abi ... Aku di jaga Sang Maha Pencipta, Abi tinggal meyakini. Hih ... Apalagi Gus ini, main nyahut saja. Tidak sopan menyerobot perbincangan aku dan Abi. E ... Tapi ... Dimana? Okedeh nanti aku carikan,"
"Mbak jangan berisik," ucap Sofil lalu menutup wajah dengan sorbannya.
"Sorry Mas," ucap gadis tanpa menoleh, "Sudah ah Gus, Assalamualaikum." ucap gadis itu menutup telpon.
Sofil menyandarkan kepalanya. 'Uang dari Kang Safa dua juta, jika Allah membantuku menemukan penjara suci yang gratis enak. Sofil ... Memalukan banget, status putra Kiai namun sukanya yang gratis, sadar Sofil ... Kamu sudah berumur, yang di gratisi kan santri-santri yatim atau kurang mampu. Sedang kamu apa juga yang bisa diamalkan, doa sehari-hari hanya hafal doa whudu, makan, ke kamar mandipun tidak pernah baca. Aduh ... jadi malu sama status, putra Kiai payah. Umi ... Aku keroncongan, aku lapar banget ... Baru ini aku menyadari jika aku selalu butuh Umi ....' batin Sofil sengsara.
Kresek
Melemparkan kantong ke Sofil.
"Suara perut yang ramai sedang sengsara, krucuk-krucuk karna kelaparan. Makan tuh rotinya, ada minumannya pula," ucap gadis itu lalu fokus dengan buku tebalnya.
Sofil membuka sajadahnya lalu menaikan kepala dan penasaran dengan gadis didepannya. Sofil membuka kantong itu, 'Ternyata baik,'
"Terima kasih Mbak," ia mulai makan dengan bismillah, air matanya berderai dengan mudah, teringat semua kesalahannya tadi malam, Sofil menyentuh bibirnya masih ada bekas kecupan yang tadi malam dibagikan.
"Dasar wanita ganas, najis," gumam Sofil, "Eh ... Aku tidak mengataimu Mbak maaf," sadar Sofil takut gadis bercadar tersinggung. Gadis itu tidak bersuara, Sofil berdiri memastikan, "O ... Sedang membaca," ujar Sofil pelan lalu kembali duduk.
'Ya Allah kini aku merasa malu karna dikasiani orang, ya Allah aku pasrahkan kepadaMu ... Huh ....Ya Allah ini semua sangat indah." Sofil melihat pemandangan dari luar kaca dan sangat menikmatinya.
Bersambung.
Perasaan berkecamuk didalam dada Fatih merasa tidak nyaman ia berusaha menelpon nomer telpon Sofil namun tidak ada jawaban bahkan tidak aktif.
Belum tenang dia menelpon rumah namun tidak ada yang menjawab karena tau di rumah masih dalam waktu solat asar. Fatih menelpon Husna.
"Ya Allah ada apa ini? Kenapa aku sangat gelisah, dan semua tidak dapat dihubungi, Ya Allah ... Mbak Husna angkat, angkat, kenapa aku sangat khuawatir dengan keadaan Umi," Fatih memejamkan mata, membuka mata lalu berjalan, perjalanan yang sangat sepi.
Malam penuh dengan hiasanya, kota Mesir pula semakin maju dan cahaya lampu malam yang berwarna warni.
Tut ...
Tut ...
"Halo Assalamualaikum," suara indah dan merdu dari Husna.
"Wa'alaikumussalam," jawab Fatih. "Alhamdulillah ...." imbuhnya bersyukur.
"Maaf ya kemarin habis telpon Mbak malah harus pulang, kata Abah kamu sudah di Mesir, cepat banget," ucap Husna.
"Tidak papa Mbak, oya soalnya nanti akan ada pameran kigrafi kalau ikut lumayan hasil uangnya, untuk modal nikah, Mbak apa di rumah Umi ada masalah? Aku merasa ...."
"Dari dulu kamu itu keren dan bisa menjadi kebanggaan, ikatan batinmu sama Umi memang kuat, Umi sedang sakit,"
"Ya Allah ... Kapan? Sakit apa Mbak?" tanya Fatih penasaran.
"Demam ini juga Mbak mau siap-siap ke Pekalongan. Sofil buat ulah, gemes deh sama dia, gergeten banget," suara Husna terdengar kesal dengan tingkah Adik ragilnya.
"Umi sakit, Sofil berbuat ulah apa Mbak?"
"Entahlah, intinya ... Mabuk, mungkin sampai zina, hih Mbak bersyukur dia diusir, lagian anak Kiai tidak tau malu, tidak tau diuntung, dinasehati seperti apa juga tidak faham," ucapan Husna kasar.
"Astagfirullah Mbak ... Jangan sebenci itu, jadi Sofil benar di usir? Mbak cerita yang lengkap," pinta Fatih agar lebih jelas.
"Kenapa memang tidak boleh benci? Maklumlah ... Anak tidak bisa di atur, sudah lupakan saja, biar dia pergi sesuka hatinya, Mbak sih ... Syukur Alhamdulillah beban pikiran Umi meringan," ucapan Husna penuh amarah kepada Sofil.
"Astagfirullah ... Aku tidak menyangka lo, Mbak Husna bisa berpikir begitu pendek. Ya Allah ... Maaf Mbak, Aku hanya berpendapat, Umi ada dan tidak ada Sofil pasti memikirkannya karna seorang Ibu yang telah melahirkannya. Jika Mbak benci boleh, namun aku sangat percaya Sofil tidak akan melalukan zina, karna apa doa Abah dan Umi selalu menyertainya, bisa jadi dia terbelenggu namun aku yakin Adikku mampu menahan hasratnya," Fatih belum selesai berbicara, Husna menyahut.
"Fatih, Mbak malas berdebat, ya ... Terserah kamu mau membela atau apa, yang terpenting Mbak syukur dia pergi dari rumah. Biarlah menjadi glandangan biar sadar," nada bicaranya sangat kasar.
"MasyaAllah tutur bahasa Mbak seperti bukan wanita solihah, seperti seorang yang tidak berilmu Mbak Husna bukan seperti biasanya, dimana Mbak Husna yang pengertian dan shalihah? Ya Allah ... Maaf Mbak, aku tidak berniat membela Sofil, namun sebagai saudara sedarah kita harus saling memdoakan yang terbaik, Mbak ingat, Sofil dulu pernah mendonorkan darahnya untuk Mbak,ingat Mbak, Ya Allah ... Aku jadi mengungkit itu, maaf ... Maaf Mbak. Heh ... Jadi kapan Mbak ke Pekalongan. Mbak jangan diam saja, aku sudah meminta maaf, tolong Mbak jawab ... Demi Allah Mbak, aku sayang dan tidak membedakan siapapun saudaraku, aku hanya sekedar mengingatkan jika Sofil adalah milik Allah. Hamba Allah dia memang terjerumus kedalam lembah yang tidak pantas, apalagi jika statusnya yang putra Kiai, namun Mbak, dia butuh dukungan, Heks. Ehhuh ... Maaf Mbak,hati-hati kalau ke Pekalongan, titip salam, nanti juga aku telpon sendiri, sudah kalau begitu," ujar Fatih yang kehabisan cara untuk membujuk Kakaknya agar ikut serta mendoakan kebaikan untuk Sofil.
"Jangan dulu, Ya Allah ... Astagfirullah ... Kamu benar dan terima kasih sudah mengingatkan Mbak, Mbak merasa malu Fatih. Heh ... Ya Allah, aku hanya seorang hamba yang sering kali khilaf, dan kembali lagi melakukan kekhilafan setelah bertaubat. Aku berpikir dan aku setuju denganmu, aku optimis jika Sofil akan berubah menjadi pribadi yang baik. Semoga Allah selalu melindunginya,"
"Aamiin, Aaamiiin,Ya Allah ...." suara Fatih terdengar saat bahagia.
"Kamu mengingatkan Mbak, akan banyak hal, Allah saja yang Maha Segala-galanya yang menciptakan kita meluaskan pintu magfirohnya, seharusnya Mbak mendukung. Mbak tau dan memungkiri kalau Sofil benar-benar bisa taubat. Karna sering kali dia berjanji namun diulangi lagi, ya semoga dengan jalan ini dia serius. Sebenarnya banyak juga pengalaman Mbak dari luar sana termasuk meninggalkan shalat seolah dianggap sebuah rutinitas, biasa saja. Membantah orang tua seperti pekerjaan harian. Tidak ada penyesalan sedikitpun, mungkin justru terbersit bangga, jujur saja dulu Mbak saat SMP seperti itu, Ya Allah ... Berbuat zina kadang dianggap tanda cinta. Alasannya, banyak yang melakukannya. Pria menyukai pria dan wanita berhasrat pada sesama dianggap gaya hidup. Sangat mengerikan tingkah manusia di zaman ini Allah SWT berfirman, "Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, Allah mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Maka, kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan." (QS az-Zumar [39]:53-54). Terima kasih sudah mengingatkan Mbak ya Tih,"
"Lihatlah bagaimana Allah SWT justru mengundang orang-orang yang berbuat dosa untuk datang kepadaNya. Allah SWT membuka pintu maaf seluas-luasnya bagi orang yang ingin kembali. Dan, barang siapa yang bertobat dan beramal saleh maka sesungguhnya Allah akan menerima tobatnya." (QS al-Furqaan [25]: 71) Mbak kita doakan dan yakin bahwa suatu saat Sofil pulang, menjadi Sofil yang baik,"
"Aamiiin semoga juga bisa mendapat jodoh yang terbaik pula, Aamiiin, jodoh yang memberi dia rasa semangat dan mrnjadikannya tambah Lillah, Fatih ... Ingatkan Mbak jika Mbak selalu seperti itu, karna rayuan setan pasti hadir, dan aku tidak sadar. Fatih ... Terima kasih jamgan sungkan, jika demi kebaikan Mbak, tegur nasehati, marahi, Mbak akan menerima dengan lapang dada, karna semua hal itu untuk kebaikan Mbak sendiri,"
"Mbak jangan seperti itu, aku juga sering luput kita harus saling mengingatkan, maklum Mbak, kita hanya manusia biasa, sering melakukan kesalahan disadari atau tidak. Tolong ingatkan juga ketika aku salah dalam bersikap dalam bicara, maaf ya Mbak, kalau ke Pekalongan, jangan lupa telpon aku, karna kalau telpon rumah sangat sulit dihubingi,"
"Iya Adikku ganteng, ngomong-ngomong sudah ada rindu tidak? Masa belum ada setrum?" tanya Husna beralih pada perasaan Fatih.
"He he he,"
"Cinta putra sang Kiai kira-kira berlabuh dimana ya?" ledek Husna.
"Neng Bilqis IngsyaAllah, Assalamualaikum,"
"Wa'alaikummussalam," telpon tertutup. Fatih memamdang bintang.
"Ya Allah sembuhkan Umi ... Aamiiin," ujarnya.
Bersambung.
あなたも好きかも