Ya, ini satu-satunya cara, pikir Ardha Candra. Ia menatap lagi sang kekasih yang berlari begitu lambat ke arah dirinya, teriakan yang bergema dengan lambat pula di telinganya.
"Terima kasih," ucap Ardha Candra sembari tersenyum kepada Clara Dimitrova, dan kemudian, pedang magis itu digerakkan ke arah dadanya.
Hampir bersamaan dengan lima kuku panjang dan tajam Aka Manah yang akan melubangi punggungnya, Ardha Candra justru menikamkan ujung Divine Sword ke dadanya, pedang magis menembus dada itu dengan mudah, dan sekaligus menusuk pula dada Aka Manah.
Crash!
Crash…!
"Ardha…!" teriak Clara Dimitrova. "Tidak! Jangan lakukan itu…!"
Tapi terlambat, semua sudah terjadi. Bilah pedang magis menembus jauh dada Ardha Candra hingga ke pangkal pedang, dan ujung menembus dada Aka Manah, sementara tangan kiri Aka Manah berhasil melubangi punggung Ardha Candra.
Aka Manah berteriak kencang. Cengkeramannya di kepala sang pria terlepas, begitu juga lilitan ekornya terhadap tubuh sang pria.
Terima kasih untuk semua kalian yang telah sudi membaca cerita ini dari awal sampai akhir.
Jumpa lagi di cerita saya yang lainnya.
Salam ^^
Ando Ajo.
— 終わり — レビューを書く