"Bagaimana?" tanya Eredyth sembari tersenyum lebar kepada Sitar. "Kau pasti senang bukan? Lihat ini," ujarnya seraya mengangkat sebuah gaun yang sangat mirip dengan gaun yang sedang dipakai si gadis kecil buta itu. "Ini sama persis dengan gaunmu, Sitar."
Sitar tersenyum dan mencoba menjangkau gaun itu, ia meraba-raba bahan dari gaun tersebut.
Tapi, si gadis kecil buta yang memiliki kepekaan khusus itu tidak merasakan kelembutan yang sama pada gaun baru itu dengan gaun yang ia pakai sekarang.
Hanya saja, karena Eredyth sudah berbaik hati membawanya berbelanja pakaian, Sitar hanya tersenyum dan mengangguk-angguk.
"Terima kasih, Eredyth," ujar Sitar. "Kau sangat baik."
Entah disadari atau tidak oleh Eredyth, ucapan polos dari Sitar itu menghadirkan satu senyuman tipis namun sangat manis di sudut bibirnya.
Dan refleks, Eredyth menarik tubuh Sitar ke dalam pelukannya.
"Yang penting," kata Eredyth sembari mengusap-usap punggung Sitar. "Kau senang."