Hari demi hari, Obaja hanya menerima makian dari peri dapur. Ia sangat mengerti mengapa peri dapur seakan memiliki dendam pribadi padanya. Memangnya karena apa lagi? Tentu saja karena perintah dari Ratu Lili. Kesalahan dengan tuduhan percobaan memberi racun pada Ratu sudah terlanjur ditetapkan. Meski hanya menjalankan perintah, Obaja sedikit banyak menjadi korban juga.
"Makanlah, kalau tidak mau ya sudah. Kalau memang kalian merasa bisa memakiku setiap hari dengan bebas dan seenaknya, jangan pernah berpikir seperti itu. Aku memanglah tidak seperti penjaga senior di sini. Namun, aku juga memiliki batas kesabaran. Kalau kesabaranku itu nantinya habis, entah apa yang akan terjadi pada kalian …."
Santai tapi dalam. Secara tidak langsung Obaja memperingatkan tahanan bermulut tajam itu agar tidak mengata-ngatainya dengan sembarangan. Sesabar apapun seseorang jelas memiliki batas. Hanya dengan kalimat panjang itu sudah cukup membungkam mulut salah seorang peri tadi.