Manik karamel seorang gadis pucat berambut hitam pekat tak berkedip menatap pemuda yang sedang menggandengnya. Pandangan gadis berpakaian olahraga itu fokus pada manik sekelam malam yang seolah menghisapnya. Suara bising disekitar lenyap, padahal jelas sekali teriakan dan tawa menggema di lapangan hijau. Waktu seolah berhenti berputar, seperti hanya mereka berdua yang bergerak, sementara yang lain membeku, tak bergerak sama sekali.
Nia bingung dengan apa yang terjadi. Ia tak pernah merasa seperti ini. Terlebih pada jantung yang berdegup kencang seolah akan meledak. Haruskah Nia memeriksakan dirinya ke dokter? Bertanya apa ia punya sakit jantung? Atau gangguan mental hingga otaknya konslet seperti saat ini.
"Nia? Nia? Kamu kenapa?" Pertanyaan pemuda pucat berambut cepak sukses membangunkannya dari lamunan. Gadis itu tersentak kala Kevin menggoncang bahu kecilnya. "Eh? Gakpapa," jawab Nia menyentak tangan Kevin.