Sudah hampir tujuh tahun berlalu semenjak aku pindah di Kota Seoul. Menjalani hidupku sebagai arsitek di salah satu perusahaan kontruksi ternama di Korea, J&Y Construction. Masih teringat jelas bagaimana saat aku menjadi siswi sekolah menengah internasional di Jakarta. Sebuah kota kelahiranku dan dimana aku tinggal selama hampir sembilan belas tahun.
Dan kali ini, aku ingin membagikan kisahku. Sebuah kisah yang selalu aku ingat dan tak bisa aku lupakan. Meskipun mungkin ada kenangan yang tak seharusnya aku kenang. Namun aku tak bisa menghapusnya seketika dari dalam hidupku. Karena semua itu telah menjadi bagian dalam hidupku.
Aku ingin mencoba menceritakan kisahku, dimulai sejak bagaimana kisah cinta pertamaku bersemi. Dan inilah kisah itu, sebuah kisah cinta dan harapanku yang aku bagikan dalam sepenggal memori ingatanku saat itu. Kisah Cintaku Dari Seoul.
©©©
Tujuh tahun yang lalu....
Namaku Vika Jasmine. Saat ini aku merupakan siswi tahun ketiga di salah satu sekolah menengah atas internasional favorit di Jakarta. Aku merupakan anak tunggal yang dibesarkan dengan kasih sayang dari kedua orang tuaku. Meskipun mereka jarang ada di rumah karena kesibukan keduanya dengan berbagai bisnis yang ada. Mereka selalu meluangkan weekend untuk kami berlibur bersama.
Aku memiliki dua orang sahabat yang telah menemaniku semenjak SMP, Kania Mulia dan Vallya Aura. Keduanya merupakan sahabat terbaik yang aku miliki. Mereka selalu mendengarkan keluh kesahku. Dan kami selalu berbagi cerita dan mereka selalu ada baik suka maupun duka. Aku sangat bersyukur dengan adanya mereka di hidupku.
Satu lagi seseorang selain kedua orang tuaku dan kedua sahabatku yang penting bagiku. Dialah Ryu Junho. Seseorang yang telah menjadi kekasihku selama hampir tiga tahun. Junho yang merupakan cowok korea yang bersekolah di Jakarta. Di sekolahku sebagian besar, siswa berasal dari luar Indonesia. Jadi tak heran jika menemukan puluhan siswa dan siswi berasal dari Korea. Junho juga telah bersamaku saat aku belum kenal siapa-siapa di sekolah ini.
Aku yang merupakan murid pindahan dari Surabaya di semester dua awal masuk sekolah di tahun pertama, sangat pemalu untuk berinteraksi dengan teman baru. Dia yang mengajakku berkenalan dan memperkenalkanku dengan lingkungan yang baru di sekolahku.
Kendala bahasa sempat menjadi permasalahan saat kami memulai sebagai teman. Dia yang hanya menguasai dua bahasa, Korea dan Inggris, sedangkan aku yang baru mempelajari Inggris untuk dipakai sehari-hari membuat kami lebih banyak menggunakan bahasa tubuh sebagai komunikasi. Namun semua itu telah berlalu dan berhasil kami lewati dengan baik.
Hingga suatu hari dia menyatakan perasaannya padaku. Aku tak pernah menyangka dia akan menyukaiku. Junho yang merupakan seorang cowok populer, tinggi, berkulit putih dan menjadi ketua tim basket sekolah menyatakan perasaan sukanya padaku. Betapa senangnya hatiku saat itu. Dan ku iyakan ajakannya untuk berpacaran. Dan kini kita telah memasuki tahun ketiga kita bersama. Akan ada banyak rintangan yang akan kita temui, namun aku berharap aku masih dapat menghadapi semua rintangan itu bersamanya.
©©©
Suatu siang di Kantin Sekolah, seusai pulang sekolah...
"Vik.. kamu tahu nggak seminggu lagi akan ada hari kasih sayang. Kamu udah nyiapin kado khusus buat Junho?" ucap Vallya mengingatkan.
"Oh iya.. tinggal seminggu lagi waktunya ya. Aku dari kemarin-kemarin sebenarnya masih bingung nih mikirin mau ngasih apa buat Junho. " ucap Vika sembari menikmati nasi goreng favoritnya di kantin siang itu.
"Udah kamu pikirin belum.. Junho sukanya dikasih apa?" ucap Kania memberikan ide.
"Well....aku baru inget. " ucap Vika sembari mengeluarkan smartphone dalam saku rok sekolahnya.
"Kamu mau ngapain Vik?" tanya Vallya penasaran.
"Aku mau nyari resep membuat kue." Ucap Vika antusias.
"Kamu yakin bisa buat kue? Secara kita kenal kamu bertahun-tahun sepertinya kamu jarang di dapur?" goda Kania sembari tersenyum.
"Hahaha.. Kania.. itu Vika yang dulu. Vika yang sekarang mau nyobain membuat sesuatu untuk kekasihnya. Ya,, walau sepertinya aku harus latihan buat kue dari sekarang." Ucap Vika bertekad untuk membuat kue valentine untuk Junho.
Setelah selesai menikmati makan siangnya, Vika pun segera membereskan barang-barangnya.
"Kamu mau kemana Vik?" ucap Vallya penasaran.
"Aku mau pulang duluan.. aku harus ke toko bahan kue dan segera berlatih membuat kue." Ucap Vika penuh semangat.
"kamu serius?" ucap Kania setengah tak percaya.
'Iya.. beneran lah.. udah ah.. Kania.. Vallya..aku balik dulu." Ucap Vika yang pamit pada kedua sahabatnya.
"Baiklah kalau begitu. Selamat berlatih ya.." ucap Vallya sembari memperhatikan Vika yang sedang bersemangat.
"Bye..guys..."
Vika pun kemudian mengemudikan mobilnya yang terparkir di parkiran sekolah. Untungnya hari ini merupakan jadwal latihan basket Junho, sehingga dia tak usah membuat alasan untuk berlatih membuat kue valentine untuk Junho.
Mobil Vika terus melaju di kepadatan jalanan ibukota. Dan lima belas kemudian dia telah sampai di salah satu toko keperluan bahan kue yang terbesar di Jakarta. Dia pun membeli alat dan bahan yang sesuai dengan resep kue yang dia temukan di smartphonenya. Tak lupa dia memastikan tanggal kadarluwarsa serta kandungan masing-masing bahan kue yang dia beli.
Sesampainya di rumah, Vika segera menuju dapur dan mempersiapkan bahan dan alat yang akan dia gunakan.
"Vikaa.... kamu pasti bisa.. fighting!" ucap Vika penuh semangat.
"Non Vika mau buat apa, dari tadi keliatan serius banget." Ucap Bik Yani, asisten rumah tangga yang telah mengabdi di keluarga Vika selama kurang lebih lima belas tahun.
"Oh ini bik.. kue valentine.."
"apa Non? Velenten?"
"Valentine bik..hari kasih sayang. Buat minggu depan."
"Oh..hari kasih sayang non...emang hari kasih sayang Cuma minggu depan tah non?" tanya Bik Yani penasaran.
"Nggak sih bik.. sebenarnya hari kasih sayang itu bisa setiap hari. Tapi biar spesial aja, Vika mau nyiapin kue buat Junho,ssst. ..ini rahasia ya bik..." Ucap Vika menjelaskan dengan ramah.
"Oh.. Mas Junho yang cowok korea pacarnya Non Vika ya...?" ucap Bik Yuni semangat.
"iya bik.. tapi ini surprise ya bik.. jangan bilang-bilang."
"Ok Non...beres... bibik pasti ngerahasiain hal ini dari mas Junho." Ucap Bik Yuni sembari membantu Vika yang sedang membuat kue.
Setelah berlatih berhari-hari akhirnya hari yang ditunggu tiba. Kebetulan empat belas februari jatuh tepat di akhir pekan.
"Junho.. kamu sibuk nggak sabtu besok?" tanya Vika dari balik telepon.
"Nggak sih, memangnya kenapa Vik?"
"ayok kita piknik yuk.. udah lama rasanya kita nggak jalan-jalan." Ucap Vika pelan.
"Iya maaf ya.. sepertinya akhir-akhir ini aku terlalu sibuk dengan basket dan melewatkan moment-moment kita bersama." Ucap Junho sedikit menyesal.
"nggak apa-apa Junho..aku tahu kok kamu pasti sibuk."
"sabtu besok aku nggak ada acara kok.. okay.. kita mau piknik kemana?"
"honestly aku belum memikirkan dimana kita mau pikniknya. Yang jelas aku sih yang penting ada taman buat kita duduk disana." Ucap Vika yang menyadari dia belum memikirkan lokasi dimana mereka akan piknik.
"Well.. biar aku aja ya yang nyari tempat buat besok." Ucap Junho bersemangat.
"Okay.. thank you yaa..see you soon.."
"see you soon, Vika..." ucap Junho mengakhiri percakapannya dengan Vika.
©©©