アプリをダウンロード
89.47% When You Belong Me / Chapter 51: Menuntaskan Rindu

章 51: Menuntaskan Rindu

"Abdul!"

Yola menatap pria yang berada di bawahnya dengan tatapan berbinar bahagia. Laki – laki yang ia rindukan benar – benar ada di hadapannya saat ini.

"Aku lagi ga mimpi kan?" Kata Yola dengan senyum yang belum luntur menatap laki – laki pujaannya.

CUP

Abdul mencium Yola membuat wanita itu langsung menyentuh bibirnya yang baru saja merasakan ciuman yang benar – benar nyata.

"Kamu kira aku ini setan?" kata Abdul lalu mencubit hidung mancung Yola.

"Mana ada setan yang setampan ini?" Kekeh Yola lalu bergantian mencium Abdul.

Abdul yang mendapat serangan menyenangkan dari Yola lalu memeluk pungung Yola dan membalas ciuman yang semakin panas Ia rasakan.

Di rumah yang hanya berjarak beberapa jengkal dengan Yola. Martin menatap wine yang berada di dalam gelas lalu ia goyangkan.

"Bagai mana bisa aku mencintai seseorang yang telah mempunyai suami, dan mungkin saat ini mereka sedang menikmati malam panjang mereka berdua." Gumam Martin.

"Hanya dengan mengingat wajahnya saja membuat bagian tubuhnya berdesir dan terasa panas, Ah! Sialan ! bagai mana bisa aku merasakan seperti ini, dengan mantan istriku saja tidak begini. Bahkan dulu aku butuh waktu lama untuk terbangkitkan birahiku, tapi kini? Sial! Sial! Sial!" Martin menenggak habis minuman yang ada dalam gengamannya lalu segera ke kamar mandi untuk menuntaskan hasratnya.

"Yang udah dong Yang… sampai lecet gini, tuh lihat."

Abdul terkekeh, "Ya udah gantian yang satunya dulu."

"Geli ah!"

"Bilang aja enak."

Yola menutup kedua wajahnya yang langsung memerah mendengar apa yang di ucapkan oleh Abdul.

"Kamu nakal Ih!"

"Nakal sama istri sendiri kan boleh – boleh saja sayang.. apa lagi lama kita ga ketemu." Sahut Abdul lalu kembali berpetualang ketempat – tempat yang ingin Ia jelajahi. Mendaki pegunungan dan melewati padang sahara hingga kembali bertemu dengan dua tebing curam yang mengapit gua yang belum pernah terjamah.

Namun Abdul sengaja belum mau masuk ke dalam gua tersebut, kendati sang pemilik pasti akan mengijinkan Ia bersarang di sana. Abdul harus menggunakan peralatan yang lengkap dan tenaga yang ekstra kuat untuk bisa masuk ke dalam gua itu.

Abdul hanya berkenalan dan menjelajah tempat tersebut untuk mempermudah aksinya menuruni gua di waktu yang tepat.

Yola pun tak mau kalah, Ia melancarkan aksi penjelajahannya dan sengaja meninggalkan jejak di sana. Mencari tempat berseluncur untuk menuntaskan hasratnya berpetualang.

Entah berapa lama mereka saling menjelajah satu sama lain, yang jelas mereka hanya ingin menikmati kebersamaan mereka yang terlewatkan dengan menyalurkan kasih sayang yang tulus dari keduanya.

"Yang, besok aku mau ajak kamu ke suatu tempat." Kata Abdul sambil memeluk tubuh wanita pujaannya yang sedang memejamkan kedua matanya karena lelah berpetualang.

"Kemana?"

"Ada deh… di tempat yang selama ini ingin kamu tuju." Jawab Abdul lalu mencium pucuk kepala Yola dengan lembut.

"Jangan buat aku penasaran dong."

"Jadi kamu penasaran?"

"Iya lah, aku penasaran, kita mau kemana memangnya?"

"Aku ingin mengajak kamu menjelajah dunia."

Yola mendongak menatap wajah tampan suaminya yang selalu membuatnya semakin rindu di setiap harinya.

"Menjelajah dunia? Itu memerlukan waktu yang lama sayang…"

"Kata siapa?" Abdul terkekeh karena Yola tak paham dengan apa yang Ia maksudkan.

"Kata ku, berapa lama perjalanan dari negara kita kemari?"

Abdul mengerutkan dahi, ia mengikuti saja apa yang di katakan Yola walaupun ia tahu bukan itu yang ia maksudkan.

"12 jam mungkin."

"Nah lama kan, apa lagi kalau harus menjelajah dunia, pasti butuh waktu yang amat lama."

Abdul tak tahan untuk tidak tertawa karena kepolosan istrinya ini.

"Yang aku maksud dunia itu kamu, kamu itu duniaku." Jawab Abdul sambil tersenyum lebar sedangkan Yola menatap Abdul sambil terus memikirkan apa yang di maksud oleh suaminya.

"IH! Kamu nakal!" Kata Yola lalu mencubit pingang Abdul yang hanya tertutup selimut.

Abdul tertawa terbahak melihat wajah Yola yang merah padam lalu Ia menatap Yola dengan tatapan serius.

"Aku pikir taka pa – apa kita melakukan itu kan? Aku sudah mempersiapkan segalanya, aku sudah mengantisipasinya,"

"Termasuk jika aku hamil? Bagai mana dengan pendidikanku?"

"Ya, semua itu sudah aku persiapkan, aku sudah bersiap menyambut anak – anakku keluar dari rahimmu."

"Jadi kamu memang sudah merencanakan ini semua? Kamu bilang nanti kalau kita lulus."

"Iya lulus SMA, sekarang kan kamu udah kuliah, aku pun sama, aku sudah punya usaha sendiri, dan semoga saat tiba kamu pulang, rumah kita sudah jadi."

"Jadi kamu bikin rumah buat kita beneran?" Tanya Yola sambil menatap wajah suaminya.

Abdul mengangguk, "Aku ingin menjadi suami yang terbaik untuk mu, dan menjadi ayah yang baik untuk anak – anak kita kelak."

"Boleh aku tahu mengapa kamu mengijinkan aku masuk Interpol? Jika kau bisa melindungiku jika kau suami yang baik, apa itu keputusan terbaik mu?" Abdul tersenyum lalu kembali mencium kening istri tercintanya itu.

"Aku tidak bisa selalu ada di sisimu setiap waktu sayang, jarak kita begitu jauh, aku hanya bisa menitipkan mu pada Allah, dan ikhtiarku adalah memasukkan mu pada lembaga yang bisa melindungimu, Interpol. Maaf sayang apa kamu keberatan?"

"Tidak, maaf ya aku menambah beban pikiranmu." Ucap Yola lalu mengeratkan pelukannya pada sang suami.

Yola boleh menjadi wanita mandiri dan kuat, tapi ketika berada bersama suaminya Ia akan menjadi seorang perempuan yang manja dan lemah lembut.

"Aku percaya kau bisa menjaga dirimu dengan baik, ditambah lagi ada Fahri dan Martin, aku percaya ,ereka bisa melindungimu."

"Tapi aku ingin cepat – cepat menyelesaikan kuliahku, lalu pulang ke rumah kita, agar kita selalu bisa bersama."

"Sabar, kamu juga harus tetap menjalani pengobatanmu dengan teratur, aku sudah mengatakan semua pada Martin, ia akan mengatur jadwal latihanmu dan menyesuaikan kemampuanmu tentunya."

"Maaf telah merepotkanmu."

"Itu kewajibanku sayang… sekarang ayo ke kamar mandi lalu segera tidur."

"Bareng?"

"Iyalah, kenapa?"

Yola mengigit bibir bawahnya, bingung. Jujur saja Ia masih malu dengan suaminya ini. Walau beberapa kali mereka sering berpetualang namun mala mini petualangan mereka benar – benar sampai ke pelosok, Yola menjadi berpikir dengan esok saat ia diajak suaminya menjalahi dunianya?

"Kamu lagi mikir apa sih?" Tanya Abdul melihat Yola yang sama sekali belum beranjak dari posisinya memeluk erat tubuhnya.

"Kamu mikir besok ya?" Tebak Abdul tepat sasaran.

"AU!" Cubitan kembali bersarang di pingang Abdul dari Yola.

"Kamu mesum banget sih sekarang."

"Itu karena kamu terlalu memancing kemesumanku sayang." Sahut Abdul lalu tertawa lebar.

"Nyebelin."

"Jadi mau jalan sendiri atau aku angkat, aku udah ngantuk nih pingin buru – buru tidur."

"Jalan sendiri aja."

"Ya udah ayok! Kamu cari apa?" Abdul melihat Yola yang sedang clingak clinguk mencari sesuatu.

"Mana bajuku?"


Load failed, please RETRY

週次パワーステータス

Rank -- 推薦 ランキング
Stone -- 推薦 チケット

バッチアンロック

目次

表示オプション

バックグラウンド

フォント

大きさ

章のコメント

レビューを書く 読み取りステータス: C51
投稿に失敗します。もう一度やり直してください
  • テキストの品質
  • アップデートの安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界の背景

合計スコア 0.0

レビューが正常に投稿されました! レビューをもっと読む
パワーストーンで投票する
Rank NO.-- パワーランキング
Stone -- 推薦チケット
不適切なコンテンツを報告する
error ヒント

不正使用を報告

段落のコメント

ログイン