Malam puncak telah tiba. Aula yang begitu besar dan megah telah dihiasi berbagai pernak-pernik yang indah. Meja dan kursi tertata sangat rapi dengan hiasan bunga-bunga cantik di atasnya. Berbagai macam balon juga mempercantik ruangan. Tidak lupa dengan karpet merah yang digelar untuk menyambut para tamu-tamu.
Entah berapa banyak uang yang di habiskan untuk memeriahkan acara ini, akan tetapi bukan hal yang sulit untuk seorang Richard Vinsens, yang terpenting adalah kebahagiaan cucunya. Meskipun bukan hanya Sendy cucu satu-satunya. Akan tetapi Sendylah yang di percaya oleh kakek neneknya.