"Seret dia! Kunci di dalam mansion! Jangan biarkan siapa pun memasuki kamarnya! Paham?"
--
Senyum smirk mengukir di bibir kokoh. "Wanita hina, berani sekali kau menentang, Morgan Oxxon. Menyedihkan!" Geramnya dengan kedua tangan mengepal erat hingga buku-buku jari memutih.
Sang wanita mendekat. "Apakah wanita itu tadi calon Istri-mu?"
"Bukan."
"Begitu ya? Sepertinya dia sangat marah."
Morgan tersenyum smirk. "Abaikan saja."
Diusapnya lengan kekar dengan gerakan menggoda. "Bagaimana kalau kita … "
Morgan langsung menolehkan wajahnya berpadukan dengan tatapan nyalang. "Pergilah!"
"Apa kau tidak mau menuntaskan yang tadi, huh?" Godanya dengan menggigit ujung bibirnya.
Langsung dihempas kasar jemari lentik yang bergelayut manja di antara lengan kekar sehingga membuat sang wanita merasa kehilangan.
"Pergilah! Aku sudah tidak berselera."
Sang wanita menghujaninya dengan tatapan terluka. "Apa semua ini karena jalang sialan itu, hah? Tega sekali kau mengusirku!"
Hai, guys!! Terima kasih ya masih setia menunggu kelanjutan dari cerita Calvino. Dukung selalu dengan memberikan power stone atau komentar. Peluk cium for all my readers. HAPPY READING !!