Mendengar ucapan Rose barusan, dengan cepat Daniel membawa wanita itu jauh dari hadapan Queen.
"Apa maksud ucapan mu, Rose?" tanya Daniel.
"Apa lagi jika bukan karena istrimu itu. Memangnya kenapa jika dia ingin melunasi hutangnya? Bukankah itu keuntungan bagi kita? Lalu yang jadi permasalahannya apa, Daniel? Atau jangan-jangan kamu sudah mencintainya," ucap Rose.
Daniel tidak menjawab justru mengalihkan pandangannya dari Rose sampai batinnya berkata. 'Apa ini saatnya aku harus jujur kepada diriku sendiri? Kalau sebenarnya aku memang tertarik dengan Queen. Bahkan alasanku ingin memilikinya memang benar karena aku tertarik di saat pertemuan pertama dengannya. Namun, aku tidak suka jika Queen di sukai oleh pria lain. Apalagi itu adalah kakakku. Sampai-sampai ulahnya itu hingga membuatku ingin terus menyakiti gadis yang kusukai. Padahal Queen begitu ceria dan tegas, tapi karena aku terus menyakitinya dia terlihat lemah karena terus menangis. Ya ampun ... ternyata kecemburuan ku selama ini sampai membuatnya tersiksa karena diriku.'
Daniel pun menoleh menatap wajah Rose. Ia pun menjawab. "Aku tidak bisa memberitahukan alasannya. Apapun itu alasanku hanya aku yang bisa melarangnya. Dan mulai sekarang jangan menentang atau memarahinya karena hanya aku yang boleh memarahinya."
Setelah mengatakan itu Daniel langsung pergi meninggalkan Rose yang masih kebingungan saat mendengar jawaban itu.
'Aku tidak bisa tinggal diam. Jika aku diam maka Daniel akan berpaling dariku,' batin Rose saat melihat Daniel pergi dari hadapannya.
Daniel lalu pergi menuju kearah Queen berada. Tapi, di saat itu Queen sudah tidak ada di tempat yang tadi. Entah kemana Queen pergi. Daniel mencoba mencarinya, namun di seluruh mansion itu ia tidak dapat menemukan di mana Queen berada.
Di setiap ruangan Daniel mencari sampai di dalam lemari dan di bawah tempat tidur. Hal yang mungkin orang lain akan berpikir dua kali jika bersembunyi, namun itulah yang Daniel pikirkan. Lalu ia tersadar jika dirinya sedang terlihat bodoh. Hingga akhirnya Daniel berlari keluar mansion untuk mencari keberadaan Queen berada. Di saat itupun Rose yang sedari tadi hanya menyaksikan kecemasan Daniel. Dia tersenyum bahkan batinnya berkata.
'Bagus, jadi wanita itu tahu caranya pergi tanpa perlu aku bersusah payah membuatnya pergi. Ha-ha-ha pergilah yang jauh, Queen. Sejauh mungkin agar kamu tidak bisa kembali ke sisi Daniel. Hem ... ternyata dugaan ku benar jika Daniel memang memiliki perasaan terhadap wanita itu, tapi dia tidak mau mengakuinya. Gengsi mu terlalu tinggi sampai-sampai wanita itu menghilang. Bagus sekali,' batin Rose sembari tersenyum tersungging.
Lain halnya dengan Daniel yang sedang sibuk mengelilingi mansion miliknya untuk menemukan Queen berada, tapi ia kelelahan lantaran ia berlari kecil-kecilan, padahal luasnya pekarangan mansion itu hampir seluas lapangan sepakbola. Nafasnya sampai terengah-engah setelah mencari kesana-kemari.
"Queen, di mana kamu? Kenapa kamu harus pergi? Padahal aku ingin meminta maaf denganmu," gumam Daniel sembari mencoba mengatur nafasnya.
Lalu dirinya pun tidak menyerah. Ia kembali ke dalam mansion dan mengeluarkan mobilnya. Melihat hal itu Rose berusaha menghentikan mobilnya dengan tiba-tiba berdiri di depan mobil.
"Daniel, kamu ingin kemana pagi-pagi seperti ini? Kita harus bekerja, Daniel!" tanya Rose dengan suara lantang.
"Apa kamu ingin mati? Jika ingin maka akan ku tabrak. Oh ya bukan urusanmu kemanapun aku pergi. Bukankah perjanjian kita seperti ini? Jadi jangan halangi jalanku. Menyangkut pekerjaan aku tidak ada waktu untuk mengurusnya. Lagipula aku ini bos jadi apapun yang kulakukan pada perusahaan ku itu terserah diriku. Jadi minggir dari jalanku atau akan ku tabrak," jawab Daniel dengan tegas sembari mengeraskan rahangnya.
Tanpa menjawab, Rose akhirnya mencoba menghindar meskipun ia terpaksa. Ia hanya takut jika sampai Daniel benar-benar menabraknya sebab pria itu tidak akan main-main dengan apa yang ia ucapkan.
"Heuh! Sial! Dia kembali kasar lagi padaku. Kenapa di saat wanita itu hadir di hidupnya dia justru berbicara baik-baik denganku. Lalu sekarang saat wanita itu menghilang Daniel kembali pemarah dan kasar. Benar-benar beruntung wanita itu mendapatkan Daniel. Meskipun Daniel tidak bisa berhubungan denganku atau wanita lain, tapi dia sangat kaya. Ah, aku benar-benar telah kalah dari wanita itu. Tapi, aku harus bisa sabar. Jika kalah selangkah maka aku harus maju dua langkah untuk mendapatkannya. Tapi, bagaimana caranya ya? Jika aku membuat Daniel tidak sadar lalu berhubungan juga tidak bisa. Eh sebentar! Apa mungkin benar Daniel tidak bisa berhubungan dengan wanita manapun? Secara aku belum pernah melihat hasil tes penyakit yang ia derita. Rasanya sangat aneh." Rose bergumam dengan dirinya sendiri di saat mobil Daniel sudah menjauh dari pandangannya.
Di sisi lain. Daniel terus mencari keberadaan Queen berada. Ia begitu cemas sampai-sampai hampir membuatnya beberapa kali ingin menabrak orang lain karena dirinya tidak fokus. Sepanjang jalan ia melajukan mobilnya dengan sedikit cepat, namun ia juga terus melihat ke sisi kira dan kanan sampai akhirnya ia menemukan sosok gadis yang ia cari sedang berjalan kaki di sebelah jalan. Daniel melihat Queen terus berjalan sembari terus menangis. Melihat itu sampai membuatnya hatinya tidak tega dengan semua yang telah dialami oleh gadis pujaannya.
"Akhirnya aku menemukanmu, Queen. Maafkan aku selama ini sudah banyak menyakitimu dan menyiksamu sampai-sampai fisikmu pernah terluka olehku. Hanya karena keegoisanku dan kecemburuan ku sampai membuatku menutup mata. Padahal sejak pertama kali kita bertemu aku sudah menyadari jika aku tertarik dan sangat ingin memilikimu. Namun, setelah aku berhasil memilikimu setelah itu pula aku terus saja menyakitimu. Queen, mulai hari ini dan seterusnya aku akan memperbaiki semuanya juga hubungan pernikahan kita. Malam pertama, lalu honeymoon. Semuanya akan ku perbaiki dan aku akan jujur tentang semua isi perasaanku saat ini. Jika nanti kamu akan menghukum ku maka aku akan siap dengan apapun hukuman darimu. Tunggu aku di sana, Sayang," gumam Daniel lalu tersenyum.
Daniel terus tersenyum dan terus menatap kearah Queen. Lalu ia menurunkan kaca mobilnya. Tanpa melihat kiri kanan dan juga lupa menghidupkan lampu untuk menyebrang. Daniel yang begitu bahagia sampai bisa melupakan hal-hal kecil yang bisa berakibat fatal. Dengan cepat ia melajukan mobilnya untuk sampai di sebelah. Tapi, Daniel tidak menyadari jika di belakangnya ada sebuah mobil pengangkut barang melaju dengan kecepatan tinggi.
Lalu Daniel dengan penuh senyuman. Sampai-sampai melambaikan tangannya dan berteriak. "Queen! Tunggu ... Queen!"
Sontak membuat Queen terkejut di saat namanya di panggil orang. Ia pun menoleh kebelakang, ia sempat tersenyum di saat menyadari jika suaminya mencarinya, namun saat itupun tit tit tit .... Suara klakson mobil sampai membuat mata Queen melotot sempurna.
"Daniel ... Awas .... Daniel! Daniel! Awas!" Queen berteriak dengan suara keras, hingga membuat Daniel sadar jika ia sedang berada di ujung kematian.
Tanpa bisa mengelak dari maut. Daniel memilih untuk menutup matanya lalu batinnya berkata. 'Jika ini akhir ku maka aku akan ikhlas, tapi ku mohon ... Tuhan. Berikan aku waktu untuk bisa memeluk istriku yang telah lama ku sakiti.' Batinnya hingga membuat tetesan air matanya mengalir.