Gadis itu berdiri di halaman. Matanya berkeliling, menyapu setiap sudut taman kecil itu. Setiap pagi, ia menyiram tanaman, sementara Kevin dan Satya duduk mengobrol di teras.
Tanpa sadar, butiran bening itu mengalir kembali. Ia tidak bisa melupakan semuanya. Kenapa ia selalu memiliki kenangan yang menyakitkan?
"Neng Aura!" Seorang warga desa sekitar menyapa gadis itu.
Mereka menoleh. Aura sempat takut saat wanita itu menghampirinya. Ia ketahuan tidak memiliki hubungan keluarga dengan dokter Satya, dokter kebanggaan warga desa sekitar.
"Eh, bener, Neng Aura. Mereka siapa?" tanya wanita itu sambil melihat ke arah Sultan dan Zenita.
"Saudara saya, Bu."
"Oh, saudara. Ah, iya. Mas Kevin menitipkan kunci rumah pada saya. Dia bilang, Neng adalah bibinya sekarang, karena sudah menikah dengan dokter Satya. Katanya, Neng pasti datang ke sini," ucap wanita itu sambil menyerahkan kunci rumah.
"Maaf, Bu, apa mereka bilang mau kemana?"