Aneska segera menarik lengan Regan dan menduduk'kan cowok itu kembali ke tempat semula. "Ngapain sih kaya gitu? Kaya anak kecil tau nggak?"
"Terserah!"
Aneska menghela nafas pelan, ia mengusap dadanya beberapa kali. "Sabar, Nes, sabar. Sabar emang sulit dilakuin karena hadiahnya surga. Coba kalo gampang, mungkin hadiahnya piring," ucapnya sambil terus menghela nafas.
"Alay"
Lisa, Ciko dan si kembar justru terkekeh melihat interaksi keduanya. Hasan dan Husein yang baru mengenal Regan saja mereka sudah tahu jika Regan memiliki sifat acuh dan tak mau diganggu. Dan lagi, Regan hanya menganggap bahwa Aneskalah teman satu-satunya yang dia punya di dunia ini. Tidak ada yang lain, hanya Aneska.
"Kalo ada Manu Rios di sini, pasti lo babak belur, Gan, karena ngatain gue alay!" ucap Aneska yang sudah berhalusinasi lagi.
"Kalo ngomong jangan tinggi-tinggi. Kesamber petir baru tau rasa lo!" seloroh Lisa sambil menyuapi seblak kemulut pacarnya.