Alya terbangun dari tidurnya jam 10 malam karena perutnya terasa lapar, ia merasakan ada beban berat yang menimpa perutnya, ia mendesah pelan setelah tau itu tangan kekar suaminya.
Darren yang terjaga ketika merasakan pergerakkan langsung mengeratkan pelukkan begitu sadar istrinya ingin menjauh darinya.
"No, Al," lirihnya semakin mengeratkan pelukkan. Alya kembali menangis mengingat hinaan ibu mertuanya.
Ingin rasanya ia berteriak dan mengatakan jika tidak ingin mengakui wanita itu sebagai mertuanya. Alya terlentang menatap langit-langit kamar dengan napas yang terputus-putus di iringi isakkan.
"Harusnya aku menolakmu sebisa mungkin waktu itu, aku menyesal sekarang." Darren menutup matanya, ia semakin menempelkan tubuhnya.
"Seharusnya aku tetap tidak percaya cinta, hidup bersama ibu dan bapak jauh lebih bahagia." Alya sesegukkan. Darren ikut meneteskan airmata.
selamat membaca ya, tinggalkan jejak komentar sayang kalian, kami sangat bahagia untuk itu. semoga kita selalu sehat dan bahagia dimanapun dan kapanpun.
we love u guys :)