Smith heran melihat penampilan Bosnya kali ini, tapi ia tidak berani berkomentar atau memasang wajah aneh, Bos masih marah padanya, jangan cari masalah, itulah pikirnya.
Tapi tawa rendahnya tidak bisa ia tahan saat Darren datang dan mengolok-olok Bosnya, hingga ia mendapat tatapan membunuh dari Sebastian.
"Saraf tawa Smith juga harus bekerja, kau pikir dia robot?" Protes Darren saat melihat sepupunya itu mengintimidasi asistennya.
"Bisa tidak selalu kemari?" Tanya Sebastian dingin, ingin rasanya dia meninju Darren sekarang.
"Tidak bisa," jawab Darren cepat.
"Saya permisi." Smith undur diri.
"Tunggu--" sela Darren, ia butuh Smith juga sekarang.
"Aku butuh bantuanmu." Smith mengangguk sopan.
"Di acaraku nanti aku ingin kalian jadi pangapitku." Mata Smith membola.
"Dalam mimpimu." Ketus Sebastian, ia tidak akan mau mengikuti kemauan konyol sepupunya.
"Ini memang mimpiku, jadi kalian harus wujudkan," ucap Darren tak ingin di bantah.
selamat membaca ya, kami bahagia jika kalian meninggalkan jejak cinta sebagai wujud dukungan yang tak ternilai buat kami.
we love u guys :)